REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Fauzi Ichsan, menyatakan nilai tukar rupiah akan rebound dalam dua bulan ke depan. Sebab, kenaikan suku bunga AS berpotensi dilakukan pada semester I 2016.
"Waktu itu kita perkirakan rupiah akan rebound ke Rp 13.800 ternyata sekarang lebih kuat Rp 13.400 (per dolar AS)," ujarnya kepada wartawan sesuai rapat Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK) di kantor Kementerian Keuangan, belum lama ini.
Fauzi menilai wajar kurs rupiah berada di kisaran Rp 12.000-Rp 13.000 per dolar AS, walaupun dalam situasi tak normal kurs di pasar spot jauh dari nilai wajar. Ke depan, jika kondisi ekonomi dunia dan pasar finansial global stabil, lanjutnya, nilai tukar rupiah bisa stabil di kisaran Rp 13.000 - Rp 13.500 per dolar AS. Selain itu, nilai tukar akan stabil jika keadaan harga komoditas rebound dan suku bunga AS naik paling tidak 25 basis poin (bps).
Terkait asumsi dalam APBN 2016 nilai tukar dipatok Rp 13.900 per dolar AS, Fauzi menilai sangat mungkin dengan catatan kondisi finansial global seperti dua bulan terakhir. "Sangat mungkin kurs dolar rupiah naik lagi walaupun dalam keadaan yang lebih baik dan stabil itu. Range Rp 13.000 sampai Rp 13.500 itu bisa dicapai," ujarnya.
Menurutnya, pergerakan nilai tukar masih akan fluktuatif tergantung kondisi finansial global. Pada akhir tahun ini, rupiah bisa saja menguat di bawah Rp 13.500 per dolar AS.