REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak global turun tajam pada perdagangan pagi ini. Penurunan ini terjadi di tengah kekhawatiran tentang pasokan berlebihan dan aksi ambil untung setelah menguat pekan lalu.
Harga minyak mentah di pasar Amerika Serikat untuk jenis minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November anjlok 2,53 dolar AS menjadi ditutup pada 47,10 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange atau turun sekitar lima persen. Sementara patokan harga minyak mentah di pasar Eropa, minyak mentah Brent, untuk pengiriman November merosot 2,79 dolar AS menjadi menetap di 49,86 dolar AS per barel.
Harga minyak sempat terangkat menyusul laporan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) menunjukkan pengurangan lebih dalam di produksi minyak non-OPEC dan mengatakan faktor-faktor yang telah menekan harga minyak mentah mulai menunjukkan tanda-tanda pengurangan. Namun, harga minyak segera berubah negatif, penurunan sebagian disebabkan aksi ambil untung setelah harga minyak mentah AS melonjak sembilan persen pada pekan lalu.
Analis juga masih melihat banyak bukti kelebihan pasokan minyak global akan bertahan. Tim Evans, analis di Citi Futures, mengatakan produksi minyak OPEC tetap jauh di atas kebutuhan yang diharapkan. Menurut laporan bulanan, organisasi kartel minyak tersebut memproduksi 31,57 juta barel per hari pada September, naik 109 ribu barel per hari dari bulan sebelumnya.
"Kami melihat prospek 12 bulan lainnya dari kenaikan persediaan sebagai risiko penurunan berkelanjutan untuk harga," kata Evans.