REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menerima pinjaman sebesar 5 miliar dolar AS dari Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank (ADB). Pinjaman yang ditargetkan jangka panjang ini disebut dikucurkan dengan bunga yang ringan. Lantas untuk apa saja utang yang kembali mengucur ke Indonesia ini?
Menteri ESDM Sudirman Said menjelaskan, pinjaman yang akan berjangka lima tahun ke depan ini akan ditindaklanjuti dengan program-program pembangunan energi baru terbarukan. Di sisi lain, komitmen Indonesia untuk terus mengembangkan energi bersih terus dipantau dunia.
"Tinggal nanti kita bisa merespon tidak dengan program yang baik., dan itu artinya kita akan menjadi trigger bagi komunitas internasional terus menerus karena harapannya begitu besar pada Indonesia untuk menjadi leader dalam hal energi bersih dan energi terbarukan," ujar Sudirman, di Jakarta, Kamis (8/10).
Sementara itu, Kepala Badan Litbang ESDM FX Sutijastoto kesepakatan kerja sama pendanaan ini mencakup transfer teknologi. Menurutnya, hal ini penting karena banyak dari energi baru terbarukan yang sifatnya inovatif dan bersumber sebagai capacity building.
"Inilah yang kemudian dikelola oleh center of excelence. Dalam rangka mengembangkan energi bersih dalam EBT. Karena terus terang EBT ini banyak teknologi baru, value chain belum ada, industrinya belum terbentuk. Dan oleh karena itu ini merupakan bagian dari transforamasi dari inovasi menjadi marketable," ujarnya.
Center of Excellence (COE) ini rencananya akan dibangun di Bali, dengan mempertimbangkan Bali sebagai etalase bagi Indonesia dalam mengenalkan pengelolaan energi di Indonesia. Selain itu, COE ini akan dikembangkan untuk mengembangkan kawasan nasional energi bersih.
"Dan ini kita juga membuat COE di daerah-daerah," lanjut Toto.
Country Director of ADB Steven R Tabor menambahkan bahwa target pinjaman sebesar 5 miliar dolar AS ini digunakan untuk membantu PT PLN (persero) dalam perbaikan sistem transmisi dan distribusi secara menyeluruh.
"Paling banyak itu pinjaman concensional, longterm, jangka panjang, dengan tingkat bungaa dan graceperiod sangat baik," ujarnya.