Kamis 08 Oct 2015 15:08 WIB

Jadi Pusat Energi Bersih, Bali Dapat 5 Miliar Dolar AS dari ADB

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nidia Zuraya
Energi Terbarukan
Foto: energy.gov
Energi Terbarukan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah diwakili oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menandatangani kerja sama dengan Bank Pembangunan Asia (ADB) untuk membangun pusat riset dan teknologi energi bersih di Indonesia.

Sudirman menyebutkan, kerja sama ini bertujuan untuk memfasilitasi penelitian, investasi yang efektif, dan membantu penyebaran teknologi energi terbarukan yang dikembangkan oleh sektor swasta dan publik.

"Penandatanganan MoU untuk pengembangannya memegang peranan penting karena mendukung upaya pemerintah mencapai target pengunaan energi terbarukan sebesar 25 persen pada 2025," ujar Sudirman kepada media, Kamis (8/10).

Selain penandatanganan MoU, diadakan pula forum diskusi untuk memetakan peluang kolaborasi dan investasi dalam kaitannya dengan prioritas utama energi bersih. Salah satu bagian komitmen ini adalah mendukung pengembangan fisik pusat riset dan teknologi energi bersih yang rencananya berlokasi di Bali.

Studi kelayakan akan segera diikuti dengan sayembara konsep desain bangunan ramah lingkungan sehingga pusat riset ini dapat menjadi bangunan yang mandiri energi dan memadai bagi kegiatan penelitian dan pembelajaran, tidak hanya bagi Indonesia tetapi juga kawasan sekitar.

Untuk pengembangan sektor energi termasuk program energi bersih ini, Indonesia akan mendapat kucuran pinjaman dan hibah senilai total 5 miliar dolar AS, selama 4-5 tahun ke depan.

Sudirman berharap, kemitraan dengan ADB itu, bisa menjadi pendorong bagi komunitas internasional untuk mengembangkan energi bersih. Ditargetkan, dalam tiga tahun mendatang, Bali menjadi provinsi pertama yang menerapkan energi bersih. Tahap pertama yang akan dilakukan adalah mengganti pembangkit listrik di Denpasar dengan sumber energi bersih, seperti gas bumi.

Tahap kedua, COE bersama Kementerian ESDM akan mencari sumber-sumber energi bersih di Bali yang bisa dikembangkan. Tahap terakhir, COE yang bertujuan pula untuk transfer pengetahuan dan capacity building bisa beroperasi 100 persen.

Sudirman mengatakan, apabila target ini tercapai maka Bali menjadi pulau yang mayoritas kebutuhan energinya disokong dari energi bersih. “Kenapa Bali? Karena ukurannya besar. Dan Bali didatangi tidak hanya pengunjung dari Indonesia, tapi dari seluruh dunia. Maka akan menjadi etalase kita dalam mengelola energi bersih ke depan,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement