REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Dubai menarget bisa menjadi pusat akreditasi halal di seluruh dunia. Langkah ini adalah bagian dari visi pemerintah Dubai untuk menjadikannya sebagai ibukota ekonomi syariah.
"Sertifikasi halal tersebut meliputi industri makanan serta memastikan penyedia makanan halal itu sudah bersertifikat," kata Direktur jenderal Dubai Municipality, Hussain Nasser Lootah, Kamis (7/10). Saat ini, Dubai Municipality menangani sertifikasi halal instansi dan produk. Peluncuran badan akreditasi independen saat ini sedang dalam tahap akhir.
Lootah menjelaskan bahwa di masa depan, Dubai dapat menjadi pusat akreditasi untuk semua negara di seluruh dunia. Rencananya pada 27 hingga 28 Oktober mendatang, Dubai akan menyelenggarakan Konferensi Kemanan Pangan Internasional. Akan ada 2.500 spesialis keamanan dari seluruh dunia. "Saat ini kami memiliki sekitar 15 ribu produsen makanan di Dubai dan konferensi ini sangat diperlukan mengingat jumlah ini terus meningkat setiap tahun, " ujar Lootah.
Sektor makanan dan gaya hidup halal di tingkat global diperkirakan akan tumbuh enam persen pada 2020, demikian temuan dari Laporan Negara Ekonomi Islam Global 2015/2016. Laporan tersebut dibuat dan didukung oleh Pusat Pengembangan Ekonomi Islam Dubai bekerja sama dengan Thomson Reuters dan DinarStandard.
Pasar Muslim global menghabiskan 142 miliar dolar AS untuk sektor wisata pada 2014. Angka tersebut diperkirakan akan mencapai 233 miliar dolar AS pada 2020. Negara tujuan paling populer bagi wisatawan Muslim yaitu Malaysia, Turki, dan Uni Emirat Arab yang melampaui negara-negara lain dalam hal pembangunan hotel.