REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Rizal Ramli curhat di depan akademisi, para alumni Universitas Dipenogoro soal krisis energi yang melanda Indonesia.
Rizal menyebutkan, di saat dunia mengalami over supply atau kelebihan stok atas minyak mentah, justru Indonesia semakin kekurangan energi. Impor bahan bakar minyak (BBM) Indonesia pun semakin banyak.
Kondisi ini, ujar Rizal, akibat pemerintah selama ini belum merencanakan pengembangan industri hilir yang mumpuni. Ketika industri untuk meningkatkan nilai tambah produk mentah tidak dibuat, hasilnya akan seperti saat ini.
"Judulnya krisis energi. Di seluruh dunia sebaliknya, malah over supply energi. Semua harga migas masih dalam proses turun karena dua faktor," ujar Rizal, Rabu (7/10).
Rizal menyebutkan, faktor pertama menyebabkan penurunan harga komoditas seperti batu bara dan minyak mentah adalah ditemukan teknologi energi terbarukan. Kemudian, lanjut dia, ada teknologi lanjutan yang membuat pilihan energi kian banyak pilihan.
"Di samping itu penghematan energi semakin banyak. Padahal ekonomi dunia masih melambat. Cina misalnya yang banyak impor batu bara dari Indonesia sekarang sedikit impor karena stok dalam negeri sudah banyak," ujarnya.
Rizal mengungkapkan, faktor kedua karena semakin banyaknya energi terbarukan tetapi pasar masih menyambut dengan negatif. Salah satunya karena kondisi perekonomian dunia tengah mengalami krisis. Untuk itu, Rizal mengajak jajaran pemerintahan untuk membangun kebijakan yang lebih pro industri hilir.