Rabu 07 Oct 2015 07:33 WIB

Penurunan Harga BBM Bisa Percepat Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Rep: Qommaria Rostanti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Antrean kendaraan di sebuah SPBU di Jakarta, sebelum Presiden Joko Widodo mengumumkan kenaikan BBM, Senin malam (17/11).
Foto: Prayogi/Republika
Antrean kendaraan di sebuah SPBU di Jakarta, sebelum Presiden Joko Widodo mengumumkan kenaikan BBM, Senin malam (17/11).

REPUBLIKA.CO.ID,‎ JAKARTA -- Penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia secara cepat. Pasalnya harga BBM yang turun dapat berdampak langsung pada peningkatan daya beli masyarakat.

"Peningkatan daya beli masyarakat berdampak pada konsumsi yang akhirnya secara nasional bisa memunculkan peningkatan pertumbuhan ekonomi," ujar anggota Komisi VII DPR, Kurtubi saat dihubungi Republika.co.id, semalam.

Saat ini ekonomi nasional sedang melemah, misalnya pada triwulan II 2015 pertumbuhan ekonomi cukup rendah, bahkan bisa dibilang ini pertumbuhan terendah selama 10 tahun. "Ini memprihatinkan," kata dia.

Ada banyak faktor yang membuat ekonomi Tanah Air melemah, mulai dari nilai tukar rupiah rupiah hingga kondisi ekonomi global yang juga sedang tidak baik. Namun di balik itu, Indonesia berpeluang untuk bisa mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dengan cara memanfaatkan situasi harga minyak dunia yang sedang relatif murah.

Harga minyak mentah dunia saat ini hanya sekitar 50 dolar AS per barel dari yang sebelumnya sekitar dua tahun lalu sebesar 120 dolar AS per barel.

Dampak langsung dan jangka pendek dari penurunan harga BBM dapat langsung dirasakan. Ongkos angkut barang dan jasa akan turun.

"Pengeluaran rakyat untuk membeli BBM akan turun, ini berarti ada peningkatan daya beli langsung ke rakyat," kata Kurtubi. Memang banyak cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, misalnya dengan pembangunan infrastruktur.

Namun dampak pembangunan tersebut baru dapat dirasakan dalam jangka panjang. "Tetap kita butuh pembangunan infrastruktur untuk pertumbuhan jangka panjang, tapi untuk jangka pendek kita butuh stimulus, yakni penurunan harga BBM," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement