Selasa 06 Oct 2015 06:20 WIB

Pertumbuhan Ekonomi Syariah Diprediksi Kian Mengesankan

Rep: Qommaria Rostanti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Ekonomi syariah (ilustrasi)
Foto: aamslametrusydiana.blogspot.com
Ekonomi syariah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI --  Konsumen Muslim semakin menjadi andalan ekonomi global. Ekonomi syariah pun diprediksi memiliki angka pertumbuhan mengesankan dalam tahun-tahun ke depan

Pengeluaran konsumen pada makanan dan gaya hidup (fesyen, perjalanan, dan media) halal tumbuh 9,5 persen menjadi sekitar 2 triliun dolar AS pada 2013. Angka tersebut diperkirakan meningkat menjadi 3,7 triliun pada 2019.

Sementara itu, aset keuangan syariah sebanyak 1,66 triliun dolar AS pada 2013 diprediksi naik menjadi 3,5 triliun dolar AS pada 2019 dengan tingkat pertumbuhan diantisipasi sekitar 15 persen per tahun. “Keuangan adalah bahan bakar yang mendorong ekonomi syariah," kata CEO Noor Bank, Hussain Al Qemzi, CEO Noor Bank seperti dikutip dari Gulfnews.com, Senin (5/10).

Ada bukti berkembang bahwa ekonomi syariah memiliki dampak signifikan pada lanskap ekonomi global.  “Hal ini didukung oleh beragamnya sektor gaya hidup halal yang menjadi bagian dari ekonomi global, serta ditambah oleh daya beli konsumen Muslim," kata Managing Director dari Thomson Reuters Timur Tengah dan Afrika Utara, Nadim Najjar.

CEO dari Pusat Pengembangan Ekonomi Syariah Dubai, Abdullah Mohammad Al Awar mengatakan masyarakat di seluruh dunia semakin terbuka terhadap produk dan layanan yang Muslim friendly, terutama di negara-negara barat dan masyarakat multikultural.

“Ide-ide untuk membantu umat Islam menavigasi pasar ke arah yang lebih seimbang dan membawa potensi sangat besar,” ucapnya. Selain dari sektor keuangan syariah, peluang tumbuh juga ditemukan dalam industri makanan halal di mana ada pilihan investasi di seluruh rantai seperti pasar wisata halal, terutama perjalanan dan perhotelan syariah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement