REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Nus Nuzulia Ishak mengatakan, industri mebel dan kerajinan nasional merupakan bantalan ekonomi yang kuat saat krisis ekonomi seperti saat ini. Industri ini telah menjadi jalan keluar dalam penyerapan tenaga kerja.
Nus menjelaskan, industri mebel dan kerajinan tetap eksis dan menghasilkan devisa di saat industri lain terkena imbas krisis karena didukung tingkat kandungan dalam negeri yang cukup besar. Selain itu, iklim investasi yang kondusif diharapkan pertumbuhan ekspor produk mebel dan kerajinan nasional dapat terus meningkat dalam lima tahun ke depan.
“Ketersediaan bahan baku hasil hutan yang melimpah, sumber daya manusia yang terampil dalam jumlah besar, dan revitalisasi teknologi dalam industri furnitur dan komponen furnitur di Indonesia harus mampu meningkatkan kinerja sektor mebel dan kerajinan,” kata Nus di Jakarta, Selasa (29/9).
Menurut Nus, Kementerian Perdagangan terus berupaya mendorong ekspor mebel nasional dengan mendukung pameran Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2016 dan Interior and Decoration Expo (InterDex) 2016 yang diselenggarakan secara paralel.
IFEX 2016 akan diselenggarakan pada 11-14 Maret 2016 di Jakarta International Expo. Sedangkan InterDex 2016 yang lebih menyasar pembeli lokal akan diselenggarakan pada 12-20 Maret 2015 di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD Tangerang. Pameran ini diikuti peserta dari mancanegara seperti Tiongkok, Taiwan, Belgia, Prancis, Amerika Serikat, Italia, Singapura, Afrika Selatan, Malaysia, Belanda, dan Austria.