Selasa 29 Sep 2015 04:00 WIB

'Pemerintah Harus Kembalikan Kepercayaan Asing'

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Indah Wulandari
Presiden Joko Widodo (kiri) berjabat tangan dengan Kepala Eksekutif Daerah Administrasi Khusus Hong Kong, CY Leung (kanan) saat kunjungan kerja membahas kerjasama investasi di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (17/9).
Foto: Antara/Yudhi Mahatma
Presiden Joko Widodo (kiri) berjabat tangan dengan Kepala Eksekutif Daerah Administrasi Khusus Hong Kong, CY Leung (kanan) saat kunjungan kerja membahas kerjasama investasi di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (17/9).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Wakil Ketua MPR RI Mahyudin menilai, pemerintah mesti mengembalikan kepercayaan asing kembali agar mau menanamkan modal di Indonesia. Sebab, lemahnya kepercayaan asing membuat nilai rupiah dan IHSG terus mengalami pelemahan.

''Saya kira, kebijakan ekonomi pemerintah Jokowi bagaimana membuat dalam waktu singkat ini, dana asing bisa masuk ke Indonesia dalam bentuk investasi. kalau itu terjadi, rupiah dan saham akan menguat,'' kata Mahyudin kepada Republika.co.id, Senin (28/9).

Jika dibandingkan dengan Rupee India dan Ringgit Malaysia, lanjut dia, mata uang yang paling lemah adalah Rupiah. Kondisi tersebut mengindikasikan kondisi ekonomi bukan hanya disebabkan pengaruh eksternal, tapi juga ada kebijakan internal yang kurang diterima publik.

''Intinya adalah kembalikan kepercayaan asing untuk bisa kembali lagi ke Indonesia,'' ujar Mahyudin.

Politisi Partai Golkar itu menjelaskan, masalah investasi adalah masalah kepercayaan. Jika orang tidak percaya, maka pasar susah untuk ikut menanamkan modalnya. Seandainya penurunan rupiah terhadap dolar sama dengan negara-negara lain, itu berarti disebabkan faktor eksternal, namun ternyata tidak demikian.

''Ini masalah kebijakan publik yang tidak menimbulkan trust bagi investor, itu masalah. Itu yang harus dibenahi dalam jangka pendek oleh pemerintah Jokowi,'' tegasnya.

Ia mencontohkan, soal tarik ulur pembangunan kereta api cepat antara Cina dan Jepang. Namun ternyata Jokowi membuat kebijakan baru dengan kereta api sedang. Sehingga Cina sudah terlanjur tidak percaya, begitu juga dengan Jepang.

Hal itulah yang mempengaruhi kepercayaan asing kepada pemerintah. Oleh karena itu, pemerintah harus mendapat kepercayaan yang kuat. Kalau asing sudah percaya, maka pemerintah harus bisa menjamin stabilitas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement