Sabtu 26 Sep 2015 13:45 WIB

Sektor Gaya Hidup Halal Diperkirakan Meningkat pada 2020

Rep: Qommaria Rostanti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Wakil Menteri Pertahanan Infrastruktur dan Pariwisata Jepang Manabu Sakai (kiri) bersama Komisaris Utama Sofyan Hotel Riyanto Sofyan (tengah) dan Dewan Pengawas Syariah Sofyan Hotel Hafizudin Ahmad (kanan) saat melihat-lihat fasilitas Hotel Sofyan, Jakarta
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Wakil Menteri Pertahanan Infrastruktur dan Pariwisata Jepang Manabu Sakai (kiri) bersama Komisaris Utama Sofyan Hotel Riyanto Sofyan (tengah) dan Dewan Pengawas Syariah Sofyan Hotel Hafizudin Ahmad (kanan) saat melihat-lihat fasilitas Hotel Sofyan, Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID,‎ DUBAI -- Makanan dan gaya hidup halal di tingkat global diperkirakan akan tumbuh enam persen pada 2020. Demikian temuan dari Laporan Negara Ekonomi Islam Global 2015/2016. Laporan tersebut dibuat dan didukung oleh Pusat Pengembangan Ekonomi Islam Dubai bekerjasama dengan Thomson Reuters dan DinarStandard.

Pasar Muslim global menghabiskan 142 miliar dolar AS untuk sektor wisata pada 2014. Angka tersebut diperkirakan akan mencapai 233 miliar dolar AS pada 2020. Negara tujuan paling populer bagi wisatawan Muslim yaitu Malaysia, Turki dan Uni Emirat Arab yang melampaui negara-negara lain dalam hal pembangunan hotel.

Untuk memenuhi pertumbuhan itu, saluran baru sedang dibuat seperti HalalBooking.com, situs pencarian perjalanan dan pemesanan untuk wisatawan pencari wisata halal. Situs tersebut memprediksi pemesanan untuk hotel di Turki  mencapai 10 juta kamar pada akhir tahun ini dan 2016.

Meskipun sektor wisata halal diperkirakan tumbuh sebesar 8,6 persen pada 2020, beberapa investor masih enggan berinvestasi di hotel Muslim. Pasalnya mereka takut kehilangan pendapatan karena tidak dapat melayani alkohol. Perjamuan, bagaimanapun, dianggap sebagai alternatif pilihan menghasilkan pendapatan yang layak untuk hotel.

"Industri pariwisata halal tidak terbatas pada umat Islam," ujar CEO Sofyan Hotel, Riyanto Sofyan, seperti dikutip dari Khaleej Times, baru-baru ini.

Pariwisata halal memuliakan nilai-nilai Islam yang universal dan inklusif. "Kami membantu memperluas jangkauan pasar dan menarik basis pelanggan yang lebih luas, tanpa memandang agama," kata dia.

Sektor makanan halal diperkirakan akan tumbuh sebesar 5,8 persen pada 2020. Pada 5 hingga 6 Oktober nanti, Pusat Pembangunan Ekonomi Islam Dubai, Kamar Dagang Dubai, dan Thomson Reuters akan mengadakan puncak ekonomi Islam Global.

Kegiatan ini diharapkan bisa bersama-sama membahas isu dan peluang berkembangnya ekonomi Islam. Selain sektor pariwisata dan makanan halal, di sana juga akan dibahas fesyen busana Muslim. Sektor ini disebut-sebut menyumbang sekitar 11 persen dari industri fesyen global.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement