REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Indonesia menjali kerja sama penguatan ekonomi dengan Kuwait. Hal itu dilakukan Menteri Luar Negeri Retno L. P. Marsudi dalam pertemuan bilateral dengan Wakil Perdana Menteri atau Menteri Luar Negeri Kuwait, Shaikh Sabah Khaled Al-Hamad Al-Sabah, Kamis (24/9).
Retno sepakat untuk terus meningkatkan hubungan ekomomi dan konsuler kedua negara. Salah satunya melalui kemitraan strategis yang telah dibangun dengan ditandatanganinya Declaration of Intent (DoI) oleh Menlu RI dan dan Sekjen Gulf Cooperation Council (GCC) sepekan lalu.
"Kami yakin, melalui dialog strategis tersebut, kedua negara dapat berperan dalam menjaga pertumbuhan ekonomi dan keamanan kawasan," ujarnya di sela-sela rangkaian persidangan di Markas Besar PBB.
Pada 2014, hubungan perdagangan Indonesia dan Kuwait mencapai 1,63 miliar dolar AS. Nilai ini meningkat sebesar 2,48 persen dari tahun sebelumnya dengan nilai total perdagangan sebesar 1,29 milyar dolar AS.
Selain itu, Indonesia dan Kuwait juga sepakat untuk segera menandatangani perjanjian bebas visa bagi pemegang paspor diplomatik dan dinas. Kedua negara akan melakukan pertemuan pertama Komisi Bersama RI-Kuwait dalam waktu dekat.