REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan BUMN di sektor konstruksi, PT. Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI), berhasil meraih kontrak baru senilai Rp 7,8 triliun hingga akhir Agustus kemarin. Realisasi kontrak baru mayoritas berasal dari lini bisnis konstruksi.
"88 persen dari konstruksi, sedangkan sisanya 12 persen merupakan proyek-proyek dari lini bisnis lainnya," jelas Sekretaris Korporasi, Ki Syahgolang Permata, dalam keterbukaan informasi, Rabu (16/9).
Hingga Agustus ini, ADHI telah mengikuti total tender sebanyak Rp 35,2triliun sepanjang Agustus. Itu selain realisasi perolehan kontrak baru, terdapat Rp 1,5 triliun yang ditetapkan pemenang. Adapun sebanyak Rp 1,3 triliun merupakan prnawar terendah.
Perolehan kontrak baru terdiri dari gedung sebanyak 60 persen. Adapun jalan dan jembatan sebanyak 28 persen, sedangkan dermaga serta infrastruktur lainnya 12 persen.
"Realisasi kontrak baru pada Agustus 2015 di antaranya proyek Jembatan Pulau Balang Bentang Panjang sebesar Rp 393,2miliar, serta proyek lainnya," lanjut Ki Syahgolang.
Berdasarkan segmentasi sumber dana, realisasi kontrak baru terdiri dari swasta lainnya sebesar 43 persen, sedangkan BUMN 13 persen. Sementara sumber dana dari APBN/APBD sebesar 44 persen.
Diumumkan pula, pada 22 September mendatang di Kantor Pusat Adhi Karya, perseroan akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Hal ini untuk memperoleh persetujuan aksi rights issue.