Rabu 16 Sep 2015 20:55 WIB

PT Garam Yakin Bisa Tingkatkan Kualitas Garam Rakyat

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Djibril Muhammad
  Pekerja memanen garam di desa Santing, Kecamatan Losarang, Indramayu, Jawa Barat, Senin (22/6).   (Antara/Dedhez Anggara)
Pekerja memanen garam di desa Santing, Kecamatan Losarang, Indramayu, Jawa Barat, Senin (22/6). (Antara/Dedhez Anggara)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Garam (persero) menegaskan pihaknya mampu meningkatkan kualitas garam rakyat. Hal ini sesuai dengan arahan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti untuk menekan impor garam industri. Salah satu caranya, dengan meningkatkan kualitas garam rakyat dengan penerepan teknologi geomembran.

Kepala Divisi Penyerapan Garam Rakyat PT Garam Budi Sasongko mengungkapkan, penerapan teknologi geomembrane dan geoisolator bisa meningkatkan produksi hingga 200 persen.

Sebelum menggunakan teknologi geomembran, lanjutnya, petani garam bisa memproduksi 50 hingga 60 ton garam per hektare. Diharapkan teknologi ini bisa memacu produksi hingga 120 ton per hektare.

Selain itu, teknologi ini diyakini bisa menjaga kualitas garam dengan kandungan NaCl sebesar 94,7 persen. Dengan spesifikasi yang tinggi, harapannya bisa memasok kebutuhan industri makanan.

"Paling tidak dari geomembran kita bisa tingkatkan produksi untuk industri makanan dan minuman," ujar Budi, Rabu (16/9).

Budi menambahkan, target produksi PT Garam untuk tahun ini sebesar 350 ribu ton. Angka ini memang menurun dari target tahun lalu sebesar 370 ribu ton. Budi mengatakan, penurunan target karena pihaknya mencoba realistis dengan luas lahan yang ada seluas 5 ribu hektare.

Hanya saja, dari Penyertaan Modal Negara (PMN) yang didapat PT Garam, rencananya pihaknya akan melakuan perluasan lahan dengan kebutuhan biaya Rp 7 miliar. Lahan sebesar 10 ribu hektar akan disiapkan di Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Sayangnya, hingga September 2015 ini PMN belum juga turun. Akibatnya PT Garam belum bisa melakukan penyerapan garam rakyat untuk menjaga harga garam petani. Rencananya, PMN senilai Rp 300 miliar ini, Rp 222 miliar di antaranya akan digunakan untuk menyerap garam petani.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement