REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengaku sudah memprediksi terjadi kenaikan jumlah penduduk miskin di Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penduduk miskin bertambah 860 ribu jiwa selama enam bulan dalam periode September 2014-Maret 2015.
"Memang ada perkiraan bakal begini (tingkat kemiskinan naik). Makanya, pemerintah sudah menyusun banyak program mengatasinya," kata Darmin di kantornya, Rabu (16/9).
Darmin mengatakan, penyebab meningkatnya angka kemiskinan karena jatuhnya harga komoditas akibat melambatnya ekonomi global. Banyak masyarakat yang menanam karet, kelapa sawit, kopi dan komoditas lainnya akhirnya tergerus pendapatannya akibat harga komoditas jatuh.
Faktor penting lainnya yang menentukan tingkat kemiskinan adalah harga pangan. Darmin mengakui harga pangan terutama beras cenderung meningkat. Menurut data BPS, harga beras memang menjadi penyumbang utama meningkatnya angka kemiskinan.
"Pendapatan masyarakat turun, harga pangan tidak turun. Maka dampaknya angka kemiskinan naik," ucap Darmin.
Mantan Direktur Jenderal Pajak tersebut mengatakan pemerintah sudah menyusun program-program baru penanggulangan kemiskinan dalam paket kebijakan. Salah satunya adalah pemberian raskin ke-13 dan ke-14 pada tahun ini. Dengan penambahan kuota raskin sebanyak dua bulan tersebut diyakini dapat membantu meningkatkan daya beli masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pangan.
Selain itu, kata Darmin, pemerintah juga sudah menyederhanakan pencairan dana desa. Darmin menyebut dana desa akan cukup ampuh mengurangi angka kemiskinan karena perekonomian di desa bergerak dengan banyaknya pembangunan infrastruktur dasar seperti irigasi, jalan dan jembatan.