Kamis 10 Sep 2015 10:57 WIB

Rupiah Kamis Pagi Bergerak Melemah Jadi Rp 14.301

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus melemah di angka Rp 14.160.
Foto: Reuters
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus melemah di angka Rp 14.160.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis pagi bergerak melemah sebesar 57 poin menjadi Rp 14.301 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 14.244 per dolar AS.

"Laju rupiah kembali bergerak melemah terhadap dolar AS, penguatan pada hari sebelumnya, Rabu (9/9) hanya bersifat teknikal," kata Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Kamis (10/9).

Reza mengemukakan bahwa paket kebijakan tahap pertama yang dikeluarkan pemerintah pada Rabu dalam rangka mendorong daya saing industri nasional, mempercepat proyek strategis nasional, serta meningkatkan investasi di sektor properti diharapkan mampu menghadapi tantangan pelemahan perekonomian global.

"Saat ini pelaku pasar sedang mengkaji berbagai langkah pemerintah, diharapkan direspon positif pasar sehingga dapat menopang mata uang rupiah," katanya.

Di sisi lain, lanjut Reza, adanya harapan dari pemerintahan Cina yang juga akan mengeluarkan stimulus dalam mendorong perekonomiannya dapat meredakan gejolak pasar keuangan di kawasan Asia.

Sementara itu, pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova menambahkan bahwa potensi rupiah untuk kembali bergerak menguat masih terbuka menyusul tergerusnya prospek kenaikan suku bunga Bank Sentral AS atau the Fed pada September, mengingat belum cukup kuatnya perekonomian Amerika Serikat.

"Data ekonomi Amerika Serikat masih bervariasi, di sisi lain bursa saham AS juga masih bergejolak, itu menandakan belum stabilnya perekonmian disana," katanya.

Dia menambahkan bahwa pemerintah Indonesia yang juga merencanakan untuk membolehkan warga negara asing membuka rekening dolar AS di Indonesia diharapkan dapat menjaga persediaan valas di dalam negeri.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement