REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memperdalam riset ilmu pengetahuan melalui penelitian prapenambangan di kawasan hutan calon tambang batu bara di Kalimantan Timur. Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI, Enny Sudarmonowati menilai kegiatan ini merupakan investasi tak ternilai bagi generasi masa depan.
"Konservasi menyeluruh dan berkesinambungan bisa menghambat laju kepunahan keanekaragaman tumbuhan di Indonesia," ujar Enny melalui pesan tertulis, Selasa (8/9).
Pulau Kalimantan merupakan salah satu pusat keanekaragaman tumbuhan terbesar di dunia. Kegiatan penelitian dan konservasi keanekaragaman tumbuhan di pulau yang juga disebut 'Heart of Borneo' ini sangat diperlukan untuk menyelamatkan kekayaan hayati nasional.
Menurut Enny, penyelamatan keanekaragaman tumbuhan menjadi sangat penting untuk jangka pendek dan jangka panjang. Keanekaragaman jenis tumbuhan menyimpan potensi tak terbatas untuk kesejahteraan umat manusia di masa depan.
Peneliti LIPI melalui Kebun Raya Purwodadi bekerja sama dengan PT Indo Tambangraya Megah. Sejak 2010, keduanya telah melakukan serangkaian kegiatan penelitian keanekaragaman tumbuhan dan penelitian ekologi di kawasan calon tambang di Kalimantan Timur.
Pelatihan tentang perbanyakan dan pembibitan jenis-jenis tumbuhan lokal, khususnya yang memiliki nilai konservasi dan ekologis tinggi juga dilakukan. Diskusi publik terkait hal ini akan digelar pada Rabu (9/9) di Ruang Media Center LIPI, Jalan Jenderal Gatot Subroto Kav. 10, Jakarta Pusat.
Kepala UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi, R Hendrian menilai penelitian prapenambangan diperlukan untuk menginventarisasi dan menyelamatkan keanekaragaman jenis tumbuhan. Manfaat lainnya adalah mengenali karakter ekologis dari kawasan hutan dimana akan dilakukan penambangan, termasuk penambangan batubara.
“Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dasar bagi program rehabilitasi kawasan eks tambang,“ katanya.
Kalimantan menyimpan potensi keanekaraman flora dauna baru, langka, hingga terancam punah yang harus dilestarikan. Pemulihan kawasan pasca tambang batubara, kata Hendrian bisa dilakukan melalui prinsip konservasi dengan menggunakan spesies tumbuhan lokal.