Sabtu 05 Sep 2015 05:08 WIB

Soetrisno Bachir Bantah Jadi Ketua KEN

Rep: Agus Raharjo/ Red: Bayu Hermawan
Pendiri PAN Amien Rais bersama Zulkifli Hasan dan Soetrisno Bachir.
Foto: Antara
Pendiri PAN Amien Rais bersama Zulkifli Hasan dan Soetrisno Bachir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bergabungnya Partai Amanat Nasional (PAN) ke dalam pemerintahan, dinilai akan membuat perubahan pada susunan kabinet yang ada saat ini.

Kemungkinan itu diperkuat dengan pernyataan PDIP yang meminta Presiden Joko Widodo memertimbangkan aspek dukungan ke PAN di kabinet agar lebih memberi kontribusi maksimal.

Partai berlambang matahari terbit tersebut dikabarkan meminta jatah 3 menteri. Selain jatah menteri, PAN dikabarkan juga menyodorkan Ketua MPP PAN, Soetrisno Bachir (SB) untuk menduduki jabatan sebagai Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN). Namun, saat dikonfirmasi Mas Tris (sapaan akrab Soetrisno Bachir) membantah kabar tersebut.

"Itu rumor saja," katanya pada Republika, Jumat (4/9).

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum PAN, Hanafi Rais juga menyatakan ketidaktahuannya soal mantan Ketua Umum PAN tersebut menjadi Ketua KEN. Bahkan, Hanafi terlihat terkejut dengan pertanyaan Soetrisno Bachir menjadi ketua KEN.

"Oiya? Wah saya baru tahu," ucapnya.

Saat ditanya lagi soal kebenaran Mas Tris menjadi Ketua KEN, Wakil Ketua Komisi I DPR RI ini menegaskan tidak tahu. Bahkan, dia meminta waktu untuk menanyakan hal itu kepada Soetrisno Bachir langsung.

"Aku ra ngerti tenan, Mas (Saya benar-benar tidak tahu, Mas)," katanya.

Sebelumnya beredar kabar bahwa PAN mengincar beberapa posisi menteri setelah menyatakan bergabung dengan pemerintah. Partai yang dimpimpin Zulkifli Hasan tersebut dikabarkan sudah menyiapkan beberapa nama untuk menjadi menteri di Kabinet Kerja Jokowi.

Antara lain, Taufik Kurniawan menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga, Harsha Edwana Joesoef disiapkan menjadi menteri perdagangan, Rizal Sukma menjadi Menteri Luar Negeri, Eddy Soeparno menjadi Menteri Perindustrian dan Soetrisno Bachir sebagai Ketua KEN.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement