REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendesa) ingin membangun fasilitas agrobisnis dan agroindustri di daerah tertinggal dan transmigrasi.
Direktur Jenderal bidang Pengembangan Kawasan Transmigrasi Roosari Tyas Wardani mengatakan, fasilitas itu dibangun agar produktivitas masyarakat daerah tersebut meningkat dan pertumbuhan ekonominya berjalan baik.
“Kita ingin fasilitas agrobisnis dan agroindustri itu dibangun di daerah tertinggal dan kawasan transmigrasi. Sebab, dua hal tersebut mampu meningkatkan perekonomian masyarakat,” ujar Roosari, Rabu (2/9).
Ia melanjutkan, pembangunan fasilitas agrobisnis dan agroindustri menjadi salah satu tujuan pengembangan daerah transmigran. Melalui pengembangan komoditas unggulan diharapkan mampu menarik investasi swasta sebagai penggerak perekonomian transmigran dan penduduk sekitar. Dengan begitu pusat-pusat pertumbuhan baru akan berkembang.
Saat ini, kata dia Kemendesa telah mendesain pengembangan agrobisnis dan agroindustri komoditas pangan dan perkebunan di 48 Kawasan Transmigrasi Kota Terpadu Mandiri (KTM).
Ia memandang KTM sebagai aset sekaligus menjadi tanggung jawab bersama dalam mempercepat pengembangan komoditas unggulan.
“Adanya dua fasilitas tersebut, investor akan masuk. Sehingga daya jual dan beli masyarakat meningkat,” kata dia lagi.
Sampai dengan tahun 2015, Kemendesa juga sudah melakukan pengembangan komoditas unggulan pangan (padi) melalui sistem agrobisnis dan agroindustri di 11 Kawasan Transmigrasi Kota Terpadu Mandiri (KTM)
Di antaranya KTM Mesuji, Rawapitu, Way Tuba yang berada di Provinsi Lampung. Kemudian KTM Telang dan Belitang di Provinsi Sumatera Selatan. KTM Lunang Silaut di Provinsi Sumatera Barat. KTM Batu Betumpang di Provinsi Bangka Belitung. KTM Gerbang Kayong dan Rasau Jaya Provinsi di Kalimantan Barat. KTM Lamunti di Provinsi Kalimantan Tengah serta KTM Kobisonta Provinsi Maluku.