REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyatakan kondisi perbankan dalam keadaan baik di tengah kondisi perekonomian yang melemah.
Sekretaris LPS Samsu Adi Nugroho mengatakan, dalam kondisi saat ini perbankan di Indonesia masih cukup aman dari potensi krisis. Margin perbankan dinilai masih tahan dengan kondisi perekonomian terutama nilai tukar yang melemah. Rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) perbankan tercatat 20 persen, sedangkan rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/ NPL) sebesar 2,58 persen menunjukkan bank di Indonesia masih kuat.
"Cuma harus tetap mewaspadai, karena ini kan ada dampak lanjutannya mungkin bisa ikut menggagu perbankan, kalau mungkin nanti NPL bisa naik," jelasnya saat dihubungi Republika, Jumat (28/8).
Samsu menyatakan, saat ini belum ada bank umum yang berpotensi ditangani oleh LPS. Namun, LPS tetap mencermati dan menganalisis kondisi bank bank secara industri maupun secara individual bank. Sedangkan BPR, dia menyebut pada awal tahun ada dua BPR yang terpaksa ditutup karena permasalahan internal. Kalaupun ada BPR yang ditutup, lanjutnya, pengaruhnya tidak signifikann karena total aset seluruh BPR hanya Rp 40 triliun.
Dia mengimbau agar masyarakat tidak panik terhadap kondisi perbankan di Indonesia. LPS melihat dari sisi industri perbankan masih aman. Dia juga mengimbau masyarakat untuk menabung seperti biasa, jika terjadi apa-apa akan dijamin oleh LPS.
"Secara umum dari industri perbankan masih belum ada ancaman krisis dari dunia perbankan. Masih bisa tenang," imbuhnya.
Saat ini, total seluruh simpanan bank umum mencapai Rp 4.306 triliun. Total simpanan bank umum yang dijamin LPS senilai Rp 2.289 triliun atau 53,17 persen dari total simpanan. Simpanan yang dijamin adalah rekening yang nominalnya sampai dengan Rp 2 miliar.
Sedangkan total simpanan BPR/BPRS sebesar Rp 65,03 triliun. Total bank yang dijamin LPS per Mei 2015 sebanyak 118 bank umum dan 1.923 BPR/BPRS.