Jumat 28 Aug 2015 13:38 WIB

Indonesia dan Malaysia Kerja Sama Industri Hilir Sawit

 Rizal Ramli
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Rizal Ramli

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  -- Indonesia dan Malaysia sepakat meningkatkan kerja sama di sektor industri hilir minyak kelapa sawit yang dinyatakan dalam pertemuan bilateral yang

digelar di Kuala Lumpur pada Kamis (27/8).

Dalam pertemuan tersebut kedua negara sepakat meningkatkan kerja sama dalam menghadapi skenario ekonomi global, serta dampaknya terhadap permintaan produk-produk minyak sawit dari negara-negara pengimpor utama.

Menteri Koordinator Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli mengatakan sebagai dua produsen utama minyak sawit dunia dengan pangsa pasar 85 persen, penting bagi kedua negara untuk bekerja sama memaksimalkan posisi tersebut.

“Dalam konteks ini, kedua negara sepakat menggali langkah-langkah manajemen pasok pada saat harga komoditas tersebut turun. Kedua negara juga sepakat bekerja sama memperbaiki persepsi masyarakat mengenai minyak sawit, termasuk kandungan nutrisi serta produksinya yang berkelanjutan,” kata Menko Maritim dan Sumber Daya, Rizal Ramli dalam keterangan tertulisnya, Kamis (27/8).

Rizal Ramli menambahkan pertemuan tersebut juga membahas kerja sama untuk membantu petani kecil dalam menghadapi tantangan global. Hal ini merupakan komitmen pemerintah untuk terus menggali upaya bersama dalam menjamin pendapatan bagi petani kedua negara. “Upaya ini sejalan dengan semangat kerja sama dan pertumbuhan inklusif ASEAN," ucap Rizal Ramli.

Menurut Rizal Ramli, kedua negara sangat mendukung inisiatif untuk mempromosikan investasi lintas batas dalam pembangunan industri minyak sawit, termasuk proposal yang diajukan Felda Global Ventures di Malaysia dan PT Eagle High Plantations Tbk di Indonesia untuk menggali peluang di sektor hilir.

Rizal Ramli menjelaskan kerja sama ini sejalan dengan keinginan Presiden Joko Widodo untuk memperkuat kerja sama Indonesia dan Malaysia di sektor industri hulu dan hilir sawit mengingat banyak rakyat yang terlibat dalam sektor perkebunan kelapa sawit.

Disebutkannya, Indonesia dan Malaysia sebagai produsen utama minyak sawit dunia dengan pangsa pasar 85 persen diharapkan bisa masuk dalam industri produk turunan sawit seperti oleochemical, sabun hingga produk turunan lainnya.

Dengan demikian, kerja sama ini diharapkan saling menguntungkan kedua belah pihak serta turut membantu para petani disektor ini. Mengenai lokasi industrinya, Rizal mengatakan memang sudah ada beberapa lokasi seperti di Kalimatan yang dicadangkan tapi belum ditentukan. “Projek ini sudah dimatangkan sejak tiga bulan sebelumnya dan pemerintah kedua negara memberikan dukungannya,” tutur Rizal Ramli.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement