Rabu 26 Aug 2015 14:55 WIB

Jepang-Cina Berebut Proyek Infrastruktur di Indonesia

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pekerja sedang menyelesaikan proyek infrastruktur dikawasan Kuningan,Jakarta, Selasa (7/7).
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Pekerja sedang menyelesaikan proyek infrastruktur dikawasan Kuningan,Jakarta, Selasa (7/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembangunan sejumlah proyek infrastuktur Indonesia memiliki daya tarik yang luar biasa bagi negara-negara lain. Bahkan, Jepang sampai mengutus Utusan Khusus Perdana Menteri Jepang Hiroto Izumi untuk datang ke Indonesia guna membahas kerjasama sejumlah proyek yang akan dijalankan pemerintah.

Ditemui Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli, di Kantor Kemenko Bidang Kemaritiman di Gedung Gedung BPPT, Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (26/8), Hiroto menyambut baik keputusan pemerintah Indonesia yang ingin proses kerjasama berjalan dengan transparan, dan juga fair.

"Saya sepakat dengan menko (Rizal Ramli) untuk kerjasama dalam bidang maritim," ujarnya usai pertemuan tersebut ujarnya di Kantor Kemenko Bidang Kemaritiman, Gedung BPPT, Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (26/8).

Jepang, lanjutnya, juga mengusulkan agar Indonesia mau bekerjasama dalam hal Kereta Api (KA) cepat.

Sementara itu, Rizal Ramli mengatakan pertemuan tersebut membahas apa yang bisa dilakukan untuk tingkatkan kerjasama antara Jepang dan Indonesia.

"Jepang menawarkan sejumlah program, pertama pemeliharaan pembanguanan kapal-kapal laut terutama di wilayah timur dan Papua," ujarnya.

Kedua, Jepang menawarkan kerjasama dalam keamanan maritim, misalnya di selat malaka dan sebagainya. Kemudian, lanjutnya, kerjasama juga akan difokuskan pada bidang-bidang kelautan dan maritim.

"Memang kita juga membahas prospek dari KA api cepat Jakarta-Bandung, 200 Km yang bisa dicapai dengan 36 menit," lanjutnya.

Indonesia, kata Rizal, senang dengan ketertarikan Jepang, namun untuk mewujudkannya, Jepang harus berkompetisi dengan Cina yang juga ingin mendapatkan proyek tersebut.

"Indonesia senang ada kompetisi, bagaikan gadis cantik diperebutkan dua pemuda," sambungnya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement