Rabu 26 Aug 2015 12:27 WIB

BI Nyatakan Dolar akan Makin Kuat

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Seorang petugas memperlihatkan pecahan dolar AS yang akan ditukarkan di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Senin (24/8).   (Antara/Wahyu Putro A)
Seorang petugas memperlihatkan pecahan dolar AS yang akan ditukarkan di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Senin (24/8). (Antara/Wahyu Putro A)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan, bila Amerika Serikat (AS) menaikkan suku bunga The Fed, dolar akan semakin perkasa. Para negara berkembang pun semakin tertekan perekonomiannya.

Saat ini AS sudah mengurangi likuiditasnya dan bersiap menggelar Federal Open Meeting Committee (FOMC) untuk menentukan Fed Rate. Hal ini akan berimbas besar pada stabilitas ekonomi global.

"Amerika Serikat sedang bersiap forum FOMC untuk memutuskan apakah suku bunga The Fed ini akan naik atau tidak. Itu Nanti di 17 atau 19 September 2015," ujar Perry, saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa, (25/8). Ia menambahkan, yuan Cina juga terevaluasi dengan kondisi global.

Harga minyak turun, komoditas di sana pun menurun. "Kondisi ini karena faktor-faktor risk of global masih berlanjut. Nggak hanya beri tekanan pada nilai tukar, tapi juga dunia," katanya.

Perry juga menyayangkan respons masyarakat yang sudah sangat berlebihan menanggapi isu kenaikan The Fed. Hal itu menimbulkan sentimen dan spekulasi negatif terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), serta nilai tukar rupiah.

"Reaksi pasar terhadap antisipasi kenaikan cenderung berlebihan, sehingga tekanan terhadap rupiah pun semakin tinggi, padahal sudah oversuite. Memang itulah kondisi yang dihadapi di sisi global," tutur Perry.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement