REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemerintah diminta untuk menjaga stabilitas nilai mata uang rupiah. Terlalu anjloknya nilai mata uang rupaih bisa picu kepanikan.
“Kalau rupiah stabil maka akan memberikan kemudahan bagi pelaku pasar dan dunia usaha sehingga bisa menghitung satuan usahanya,” kata Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi Partai Nasional Demokrat Johnny G Plate saat dihubungi ROL, Senin (24/8).
Johnny G Plate mengimbau institusi moneter dan ekonomi Tanah Air untuk menjaga rupiah agar lebih stabil di tingkat yang seimbang. “Jangan sampai terjadi fluktuasi besar karena akan menimbulkan kepanikan luar biasa,” katanya.
Bisa dibilang saat ini rupiah berada pada titik terendah. Rupiah terus mengalami pelemahan hingga menembus angka Rp 14 ribu per dolar AS. Selain memonitor perkembangan perkembangan mata uang dunia, lembaga-lembaga terkait diminta mengambil tindakan jitu untuk melindungi pelemahan rupiah.
Instansi-intansi seperti Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kementerian Keuangan, dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) diimbau melakukan komunikasi dengan pasar agar tekanan psikologis makin berkurang. “Kalau spekulasi besar, ini bahaya sekali karena berada di luar unsur rasional,” ucapnya.
Johnny menilai, kebijakan pembatasan pembelian valuta asing (valas) belum sampai pada tahap deregulasi. “Hanya pembatasan operasional saja untuk membatasi agar pasar dolar AS lebih berkualitas dan mencegah terjadinya spekulasi,” ujarnya.
Kebijakan ini tidak membatasi transaksi, melainkan lebih menekankan pada penghitungan banyaknya kebutuhan dolar yang sebenarnya.