Ahad 23 Aug 2015 17:24 WIB

Jurus Rizal Ramli Persingkat Dwelling Time di Pelabuhan

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Djibril Muhammad
Rizal Ramli
Foto: Republika
Rizal Ramli

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli membeberkan jurus-jurusnya untuk menekan lama waktu dwelling time atau bongkar muat barang di pelabuhan.

Rizal mengatakan, langkah pertama adalah memperbanyak importir atau perusahaan yang masuk ke dalam jalur hijau, bukan jalur merah. Istilah jalur hijau dan jalur merah sendiri, lanjut Rizal, merujuk pada kebijakan untuk membagi perusahaan importir menjadi dua, yang terpercaya dan tidak.

Di jalur hijau, seperti perusahaan otomotif, proses bongkar muat berjalan relatif lebih lancar karena sudah dipercaya. Berbeda dengan jalur merah yang harus diperiksa lebih detil dan ada celah untuk mafia bermain.

Ke depan, dengan lebih banyak perusahaan yang masuk ke dalam jalur hijau diharapkan akan menutup celah permainan mafia dwelling time.

Langkah kedua, lanjut Rizal, adalah perbaikan pricing policy atau penentuan harga penyimpanan barang di pelabuhan. Saat ini, untuk menyimpang barang di Tanjung Priok lebih murah dibandingkan dengan menyimpan nya di gudang swasta. Ke depan, kata Rizal, kebijakan harga akan diganti sehingga menyimpan barang tidak akan terlalu murah.

"Kalau terlalu murah, orang seneng saja nyimpennya per 2 bulan, 3 bulan gak diambil. Kita perbaiki pricing polciy nya supaya orang cepat angkat kontainer," katanya.

Langkah ketiga, tambah Rizal, adalah pembangunan jalur kereta barang ke pelabuhan. Selama ini, barang yang dari dan ke pelabuhan harus melewati banyak pihak karena menyangkut kepentingan bisnis banyak pihak juga.

Rizal menilai, dengan menghubungkan sentra industri dengan pelabuhan akan lebih cepat dalam bongkar muat dan tidak membuat macet lokasi sekitar pelabuhan. "Karena selama ini banyak kepentingan di pelabuhan harus lewat perusahaan forwader, truck dan lainnya," katanya.

Kemudian langkah keempat adalah perbaikan sistem teknologi informasi di pelabuhan. Sistem informasi yang canggih dan terbuka akan memudahkan perusahaan memantau barang yang dibongkar muat.

Langkah terakhir, lanjut Rizal, adalah pemberantasan mafia dwelling time, entah di pelabuhan atau pun pihak di luar pelabuhan. Dia mengaku telah bekerja sama dengan aparat untuk menindak hal ini.

"Kami akan sikat, gak peduli siapa bekingnya. Apa permainannya kita akan sikat. Sudah koordinasi dengan Kapolri, Kasal, dan Panglima TNI," lanjutnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement