Jumat 21 Aug 2015 09:58 WIB

‎Perbankan Syariah Teluk Hadapi Risiko Pelemahan

Rep: Qommaria Rostanti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Standard & Poor’s
Standard & Poor’s

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH - Perbankan syariah di wilayah Teluk diprediksi menghadapi pelemahan pada 2015-2016. Sebagian besar disebabkan oleh pendapatan minyak yang menurun dan dampak dari ekonomi regional setempat.

Meski begitu, Standard & Poor Ratings Services mengatakan pihaknya percaya permintaan investor untuk produk syariah dan dukungan pemerintah akan memungkinkan bank-bank syariah di wilayah tersebut dapat terus tumbuh secara bertahap untuk meningkatkan pangsa pasar mereka. "Kami harap hal tersebut mampu meningkatkan pengembalian dan pertumbuhan kuat," kata analis kredit Standard & Poor Timucin Engin seperti dikutip dari Zawya, baru-baru ini.

Pertumbuhan deposito agak melambat karena kondisi likuiditas yang relatif lemah dan kualitas aset secara bertahap akan memburuk seiring dengan perlambatan ekonomi. "Dalam pandangan kami, faktor-faktor ini yang akan secara bertahap meningkatkan kerugian pembiayaan di bank syariah pada tahun 2015," kata dia. Bisa jadi pertumbuhan pendapatan ini akan lebih rendah dibanding tahun lalu.

Analis kredit Standard & Poor lainnya, Suha Urgan, mengatakan bank-bank syariah umumnya beroperasi dengan dana dan modal yang sehat. "Kami harap mereka mau mengadopsi sikap konservatif tersebut di 2015 ini dan mempertahankan tingkat modal yang kuat sambil melihat diversifikasi basis pendanaan mereka," ucap Suha.

Penelitian ini berfokus pada bank umum syariah dan tidak termasuk aset unit usaha syariah. "Kami mengecualikan bank investasi syariah yang pendapatan utamanya didorong oleh pasar modal dan kegiatan yang berhubungan dengan investasi," kata dia.

Penelitian Standard & Poor menunjukkan bahwa pertumbuhan neraca bank syariah di kawasan Teluk meningkat 15,2 persen antara 2009 hingga 2014, sementara bank konvensional hanya mencatat kenaikan 8,8 persen. Ada dua faktor penting yang mempengaruhi cepatnya pertumbuhan bank syariah yakni meningkatnya permintaan untuk produk perbankan syariah ritel dan korporasi, serta inisiatif pemerintah yang sengaja dirancang untuk mendukung keuangan syariah.  Qatar, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab terus menawarkan peluang pertumbuhan terkuat di wilayah Teluk.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement