Rabu 19 Aug 2015 21:36 WIB

CIMB Niaga Syariah Luncurkan Produk Baru

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Djibril Muhammad
CIMB niaga syariah
Foto: wildan h/republika
CIMB niaga syariah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank CIMB Niaga Syariah meluncurkan produk baru Pembiayaan Kepemilikan Rumah (PKR) iB Flexi untuk mendorong pertumbuhan aset.

PKR iB Flexi menggunakan akad musyarakah mutanaqisah (MMQ) dengan margi pembiayaan setara 8,50 persen dengan masa angsuran hingga 20 tahun. Produk ini berlaku tidak hanya untuk pembiayaan rumah, tapi juga rumah kantor, rumah toko, dan apartemen.

Head of Consumer Landing CIMB Niaga Tony Tardjo mengatakan, CIMN Niaga Syariah berharap produk baru ini bisa membantu pertumbuhan bisnis. Kalau pasaran tumbuh 10 persen, ia harap bisa tumbuh 12 persen.

Pertumbuhan pembiayaan rumah memang sempat melambat. Year on year per Juni pertumbuhan pembiayaan properti CIMB Niaga Syariah sebesar 3,2 persen.

"Semoga dengan relaksasi FTV dan produk baru dengan margin kompetitif, pertumbuhan bisa membaik," ungkap Tony di Kantor CIMB Niaga, Rabu (19/8).

Terlebih produk ini mereka nilai kompetitif dengan konvensional dengan uang muka lebih rendah. Pelayanan yang bagus juga jadi andalah untuk memasarkan produk ini.

PKR iB Flexi ditujukan bagi individu yang ingin memiliki properti dengan harga 200 juta sampai maksimal Rp 5 miliar. Meski diakui Tony, harga wajar rata-rata properti nasabah ada pada rentang Rp 500 juta sampai Rp 1 miliar.

Sampai akhir tahun ini, CIMB memprediksi pembiayaan PKR iB Flexi ini bisa mencapai Rp 500 miliar. Kehati-hatian tetap dijaga dengan scoring nasabah sebelum penganjuan pembiayaannya disetujui.

Mengenai syarat rumah yang bisa dibiayai, Tony mengatakan CIMB Niaga Syariah ikuti syarat OJK dimana rumah harus sudah jadi, tidak inden.

Sejauh ini sudah ada 40-50  pengembang kredibel yang bekerjasama. "Kami perlu memastikan nasabah nyaman karena hubungan kami akan panjang, apalagi pasar di luar jawa berkembang terus," ungkap Tony.

Head of Sharia Business CIMB Niaga Firman A. Moeis mengatakan relaksasi FTV jadi menarik di tengah kondisi saat ini. Meskipun, dengan uang muka 15 persen, ada risiko yang harus diantisipasi.

Pengelolaan risiko, kata Firman, dilakukan dengan memilih pengembang yang kredibel dan bekerjasama dengan CIMB Niaga Syariah. Sebab mereka tahu kriteria yang sudah ditetapkan.

"Itu salah satu saringan risiko. Sisanya analisis nasabah, dengan mencermati rasio angsuran dengan pendapatan. Semua pasti dijaga," kata Firman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement