Rabu 19 Aug 2015 21:20 WIB

Pemerintah Sebut Kenaikan Harga Ayam Ikut-Ikutan

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Djibril Muhammad
Menko Bidang Perekonomian Darmin Nasution memberikan sambutan seusai melaksanakan serah terima jabatan di Kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (12/8).
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Menko Bidang Perekonomian Darmin Nasution memberikan sambutan seusai melaksanakan serah terima jabatan di Kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (12/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah mengklaim stok daging ayam saat ini cukup meskipun harganya di pasaran sedang melambung tinggi. Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, kenaikan harga ayam hanya bentuk latah dari pedagang.

"Kalau ayam kita tidak kurang, kecenderungannya lebih. Tapi karena daging sapi naik, dia ikut-ikutan," ucap Darmin usai mengikuti rapat terbatas di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (19/8).

Saat ini, harga daging ayam di masyarakat berkisar Rp 40-Rp 45 ribu per ekor. Padahal, normalnya satu ekor daging ayam dihargai Rp 25-Rp 30 ribu.

Terkait melonjaknya harga daging sapi, Darmin menyebut solusi cepat untuk mengatasi hal itu mau tak mau adalah impor. "Sudah diputuskan dalam persoalan daging dalam jangka pendek perlu dilakukan impor supaya harga bisa terkendali dan bisa ditekan secara bertahap," katanya.

Namun, untuk jangka menengah dan panjang, Darmin menyebut pentingnya kalibrasi data. Dia mengatakan, data pangan harus ditinjau kembali agar pemerintah tidak salah menarik kesimpulan. Sebab, jika salah, maka kebijakan yang dibuat pemerintah pun akan salah.

"Pengumpulan data dan kalibrasi ini akan dilakukan Menteri Perdagangan dan Menteri Pertanian," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement