REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menyebut stabilitas sistem keuangan dan ekonomi Indonesia secara umum masih cukup terkendali meskipun ada tekanan dari eksternal maupun domestik. Namun, pemerintah melalui Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK) memandang perlu adanya upaya khusus untuk menjaga nilai tukar rupiah.
"Stabilitas sistem keuangan dan ekonomi masih terkendali. Tapi, FKSSK akan meningkatkan kewaspadaan khususnya terkait tekanan pada pasar keuangan dan nilai tukar," kata Bambang dalam konferensi pers di kantor Kementerian Keuangan, Kamis (13/8).
Bambang mengakui bahwa nilai tukar rupiah saat ini sudah undervalued. Pelemahan nilai tukar yang terjadi dalam dua hari terakhir lebih banyak diakibatkan faktor eksternal, khususnya depresiasi yuan Cina. Sementara tekanan pada pasar saham disebabkan faktor kombinasi antara sentimen negatif eksternal serta proyeksi kinerja emiten yang lebih rendah dari ekspektasi investor.
Untuk mengatasi gejolak temporer terhadap nilai tukar, kebijakan jangka pendek yang akan diambil difokuskan pada kebijakan untuk menjaga nilai tukar sesuai fundamentalnya. "BI akan terus berada di pasar untuk melakukan upaya stabilisasi nilai tukar," kata Bambang.
Sebagai informasi, FKSSK merupakan forum koordinasi yang beranggotakan Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS), dan Bank Indonesia.