Rabu 12 Aug 2015 20:59 WIB
Reshuffle Kabinet

Menteri Baru Diharapkan Pacu Pertumbuhan Ekonomi Lebih Tinggi

Rep: Iit Septyaningsih / Red: Djibril Muhammad
 Presiden Joko Widodo melantik menteri kabinet baru hasil reshuffle di Istana Negara, Jakarta, Rabu (12/8).   (Republika/Edwin Dwi Putranto)
Presiden Joko Widodo melantik menteri kabinet baru hasil reshuffle di Istana Negara, Jakarta, Rabu (12/8). (Republika/Edwin Dwi Putranto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Ryan Kiryanto mengatakan, pergantian kabinet dilakukan untuk memenuhi komitmen presiden dan wakil presiden. Maka bila ada menteri yang kurang perform harus diganti atau digeser.

"Hal itu juga untuk mengembalikan kepercayaan publik yang terlanjur telah jatuh karena kinerja ekonomi melemah," jelasnya kepada Republika, Rabu, (12/8).

Ia menambahkan, dengan begitu kabinet bisa bekerja lebih efektif. Menurutnya, merombak menteri (reshuffle) merupakan langkah tepat di saat kondisi pasar keuangan sedang tak kondusif.

Saat ini indeks harga saham gabungan (IHSG) dan kur rupiah terus anjlok, sampai penutupan IHSG berada di posisi 4.479 dan nilai tukar rupiah Rp 13.758 per dolar AS. "Harapannya dengan reshuffle, semoga pertumbuhan ekonomi bisa terpacu lebih tinggi," tutur Ryan.

Beberapa menteri yang diganti di antaranya Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil diganti Darmin Nasution, dan Menteri Perdagangan Rachmat Gobel digantikan oleh Tom Lembong.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement