Selasa 11 Aug 2015 06:43 WIB

YLKI Tuntut Pemerintah Tindak Tegas Importir Nakal Daging Sapi

Rep: C05/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 Pedagang daging sapi tertidur los pedagang daging sapi di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Ahad (9/8).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Pedagang daging sapi tertidur los pedagang daging sapi di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Ahad (9/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) meminta pemerintah tindak tegas importir nakal daging sapi. Sebab tindakan mereka telah meresahkan masyarakat umum.

Ketua YLKI, Tulus Abadi menjelaskan ada yang aneh dengan sikap pemerintah  saat ini. Dimana Menteri Pertanian mengatakan stok daging cukup untuk empat bulan. "Kalau memang seperti itu kenapa harganya tak bisa dikendalikan," ujarnya secara retoris, Senin (10/8).

Dengan kondisi seperti itu,kata dia,patut diduga ada penimbunan stok sapi oleh para pedagang besar dan importir. Sehingga harga pun menjadi naik  kisaran Rp 120 ribu perkilo hingga Rp 140 ribu perkilo. Padahal Mentan pernah berkata bahwa harga perkilo daging sapi hanya Rp 35 ribu sampai Rp 40 ribu perkilo.

Dirinya menduga motif penimbunan ini juga terkait kuota impor sapi. Yakni dengan harga daging sapi yang naik, ini menciptakan kondisi yang memaksa pemerintah menambah kuota impor sapi. Sebab satu satunya upaya untuk menurunkan harga. "Dengan kondisi ini jelas pedagang besar akan sangat diuntungkan," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement