Senin 10 Aug 2015 15:34 WIB

Kemendag Luncurkan Instrumen Stabilisasi Harga

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Perdagangan Rachmat Gobel.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Menteri Perdagangan Rachmat Gobel.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perdagangan meluncurkan pilot project Depo Bapok Kita dalam rangka menstabilkan harga barang kebutuhan pokok. Tujuan pembentukan Depo Bapok Kita yakni guna memangkas rantai distribusi.

"Ini bertujuan untuk memangkas rantai distribusi komoditas yang terlalu panjang sehingga berdampak pada tingginya harga di tingkat konsumen yang ditaksir mencapai 15 persen," ujar Menteri Perdagangan Rachmat Gobel dalam acara peluncuran Depo Bapok Kita di Pasar Kramat Jati, Senin (10/8).

Rachmat menjelaskan, mekanisme Depo Bapok Kita yakni Bulog bertugas sebagai pemasok utama akan menyediakan barang kebutuhan pokok langsung dari petani maupun importir. Barang tersebut nantinya diperjualbelikan di kios yang telah disediakan di pasar setempat kepada pedagang. Rachmat mengatakan faktor lain yang mempengaruhi harga di tingkat konsumen yang perlu dibenahi yakni peran bandar barang kebutuhan pokok di pasar induk yang dominan dalam menentukan harga.

"Dengan peran Bulog maka ada jaminan suplai bahan pokok dan memberikan dukungan kepada pedagang kecil," kata Rachmat.

Selain itu, lemahnya akses pembiayaan terhadap pasar rakyat juga menjadi salah satu faktor tingginya harga barang pokok di tingkat konsumen. Rachmat berharap, dengan adanya Depo Bapok Kita maka dapat membantu para pedagang mendapatkan akses sumber pasokan barang kebutuhan pokok denngan harga kompetitif.

"Upaya ini juga untuk memfasilitasi pedagang pasar rakyat agar mudah mendapatkan akses pembiayaan dengan mekanisme lebih sederhana, cepat, dan bunga yang lebih ringan," kata Rachmat.

Pembentukan Depo Bapok Kita didasarkan pada nota kesepahaman antara Perum Bulog dengan PD. Pasar Jaya, Pusat Koperaso Pedaang Pasar DKI Jaya, Bank BRI, dan Badan Layanan Umum Lembaga Pengelola Dana Bergulir (BLU-LPDB). Akses pembiayaan pedagang pasar akan diatur secara bilateral antara koperasi pasar, serta lembaga keuangan bank dan non bank.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementarian Perdagangan Srie Agustina mengatakan, Depo Bapok Kita berfungsi untuk mendekatkan distribusi barang pokok dari hulu ke hilir. Program ini nantinya akan dikembangkan ke pasar-pasar terpilih di Indonesia. Kementerian Perdagangan menjamin harga bahan pokok di Depo tersebut lebih murah ketimbang harga grosir.

"Untuk tahap awal kita launching di Pasar Kramat Jati, dan di tahap selanjutnya akan dibuka di 9 pasar lainnya di wilayah DKI Jakarta," ujar Srie.

Srie mengatakan, sembilan pasar lainnya yang akan dibuka Depo Bapok Kita yakni Pasar Glodok, Pasar Tebet Timur, Pasar Klender SS, Pasar Ciracas, Pasar Enjo, Pasar Gembrong, Pasar Cibubur, Pasar Tomang Barat, dan Pasar Kelapa Gading. Ke depan depo tersebut akan menjadi pasar penyeimbang dan diharapkan dapat menjadi instrumen dalam menstabilkan harga bahan pokok.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement