REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Di Tasikmalaya, harga daging sapi lokal mau pun impor semakin melambung tinggi. Sampai akhir pekan ini harga danging sapi jatuh di kisaran harga Rp 120 ribu (per kg) sampai Rp 130 ribu. Sementara, harga normalnya Rp 96 ribu (per kg). Harga saat ini dinilai telah melebih daya beli masyarakat Tasikmalaya.
Harga daging sapi yang kian tidak stabil, diindikasi terjadi karena kuota impor sapi dikurangi pemerintah dengan alasan sedang ada evaluasi. Sementara, populasi sapi lokal tidak mencukupi kebutuhan masyarakat. Akibatnya terjadi kelangkaan daging sapi di sejumlah daerah dan menimbulkan harga daging sapi melambung tinggi
"Populasi sapi lokal belum mencukupi kebutuhan nasional," kata Penyuplai Sapi Impor di Kota Tasikmalaya, Dede Reva kepada Republika, Ahad (9/8).
Dede menjelaskan, biasanya ia bisa membeli 25 ekor sapi impor perhari. Tapi saat ini dibatasi dan hanya bisa membeli 16 ekor saja. Untuk memenuhi kebutuhan, Dede mengaku belanja sapi lokal sampai ke Pacitan Jawa Timur. Untuk membeli sepuluh ekor sapi saja ia harus mengunjungi sejumlah pasar karena terjadi kelangkaan.
Bahkan menurut Dede di daerah lain harga daging sapi ada yang mencapai kisaran harga Rp 140 ribu (per kg). Dede menegaskan, penyuplai dan pedagang daging sapi tidak masalah berjualan sapi impor atau lokal. Sapi jenis apa saja boleh asal sapinya ada dan bisa dijual untuk memutar roda perekonomian. Yang penting pemerintah bisa menyediakan kebutuhan masyarakat akan daging sapi.
Penyuplai sapi lainnya, Muhammad Dilar mengaku biasanya setiap hari ia membeli sapi impor sebanyak 40 ekor. Saat ini ia hanya bisa membeli 20 ekor saja. Menurutnya banyak penjual daging sapi yang merugi sehingga mereka menggurangi pembelian. Akibatnya omzet penyuplai mau pun penjual daging sapi mengalami penurunan yang cukup parah.
"Penurunan omzet terjadi karena harga daging sapi harus dijual dipasaran melebihi daya beli masyarakat," kata Dilar.
Penyuplai Sapi Lokal, Iik Suhendra Koswara mengatakan, ia juga kesulitan mendapatkan sapi lokal. Dalam kurun waktu satu bulan biasanya mampu menjual 60 ekor sapi lokal. Namun saat ini hanya bisa menjual 20 ekor saja.
Iik menerangkan, ia membeli sapi lokal di Banjar Negara Jawa Tengah dan dari para petani atau bandar. Setelah harga sapi melambung naik dan terjadi kelangkaan, banyak bandar yang gulung tikar. Sehingga semakin sulit membeli sapi lokal. Terlebih harga jualnya yang tinggi membuat minat pembeli menurun tajam.
Kabid Peternakan, Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya, Edi Ruhaedi menerangkan, di Kota Tasikmalaya terdapat sapi lokal. Di tahun 2014, jumlah populasi sapi lokal mencapai kisaran 2.600 ekor. Memasuki 2015, jumlahnya terus berkurang.