REPUBLIKA.CO.ID, PEKALONGAN - Udang masih jadi komoditas utama dan primadona untuk dikembangkan di Tanah Air. Pasarnya yang masih terbuka lebar baik untuk ekspor maupun untuk memenuhi kebutuhan domestik, membuat budidaya udang sangat potensial meningkatan perekonomian daerah dan mengembangkan ekonomi kerakyatan.
Kota Pekalongan, sebagai salah satu sentra budidaya udang, menjadi pilihan Bank Indonesia sebagai sentra pengembangan ekonomi kerakyatan. Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Slamet Subjakto menjelaskan, budidaya udang bisa dilakukan dengan beberapa sistem seperti tradisional, tradisional plus, semi intensif, intensif, dan bahkan super intensif.
"Saat ini, kita anjurkan untuk berbudidaya udang ramah lingkungan, dengan memperhatikan dan memelihara lingkungan mangrove di sekitar tambak," ujar Slamet, Kamis (6/8).
Slamet menambahkan bahwa budidaya udang yang berkelanjutan merupakan keharusan, agar usaha yang dilakukan juga berkelanjutan. Dia menilai, padat tebar 70 – 80 ekor per m2 cukup memberikan keuntungan bagi pembudidaya.
Sementara itu, Kota Pekalongan sendiri, saat ini cukup diperhitungkan dalam produksi udangnya. Setelah mampu mengubah tambak idle yang sebelumnya tidak produktif menjadi lahan tambak yang produktif, produksi udang dari Kota Pekalongan menjadi bagian dari produksi udang nasional.
Saat ini, lanjut Slamet, pasar udang global masih membutuhkan pasokan sekitar 500 ribu ton udang, dan Indonesia harus mampu berkontribusi untuk pemenuhan kebutuhan tersebut. "Bank Indonesia pun telah menjadikan kota ini sebagai percontohan manajemen budidaya udang yang menguntungkan," jelas Slamet.
Bank Indonesia yang telah menjalin kerjasama dengan Pemerintah Kota Pekalongan juga sangat mendukung pengembangan usaha budidaya udang ini. Kepala Kanwil BI Tegal Bandoe Widianto mengungkapkan, BI perlu meyakinkan kepada perbankan bahwa usaha budidaya udang vaname adalah usaha yang menguntungkan, bankable serta dapat diperhitungkan.
"Dan kemitraan yang ada di Pekalongan ini akan kita jadikan sebagai Role Model, untuk dapat diterapkan di wilayah lain. Untuk bantuan dari BI, tidak dalam bentuk fresh money, tetapi dalam bentuk bantuan teknis, seperti workshop dan pelatihan, serta diikuti dengan pendampingan," lanjut Bandoe.