Ahad 02 Aug 2015 22:35 WIB

KTNA Sambut Wacana Pemindahan Subsidi Pupuk

Rep: Risa Herdahita/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Aparat memeriksa pupuk bersubsidi.
Foto: Antara
Aparat memeriksa pupuk bersubsidi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Subsidi pupuk untuk petani rencananya akan diubah tak lagi dalam bentuk pupuk, melainkan dari harga akhir produk yang dihasilkan petani. Rencana yang dikemukan Presiden Joko Widodo itu mendapat respon positif dari Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA).

"Pembelian produk pasca panen bagus sekali itu," kata Ketua Umum KTNA, Winarno Tohir ketika dihubungi Republika, Ahad (2/8).

Sebelumnya, pada sambutan Musyawarah Nasional (Munas) VIII Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Jokowi mengatakan pihaknya sedang mengkalkulasikan agar subsidi tak lagi dalam bentuk pupuk. Ia mengaku sering menjumpai di lapangan subsidi pupuk yang diberikan dari pemerintah ke para petani tak sampai ke pihak seharusnya.

Winarno menilai jika ini dilakukan, langkah yang digunakan Jokowi ini sudah benar. Pada dasarnya, subsidi akan menarik petani untuk mau menanam.

Sayangnya, subsidi pupuk maupun benih selama ini banyak terjadi penyelewengan. "Seharusnya untuk tanaman pangan malah ke perkebunan. Petani tidak menikmati, kalaupun iya itu tidak banyak," ungkapnya.

Maka, ia pun berharap cara ini akan segera terealisasi. Sejauh ini, subsidi dengan membeli produk hasil panen merupakan solusi yang menguntungkan bagi petani. Apalagi jika dilakukan melalui perbankan.

"Ini akan mengurangi penyelewengan, karena langsung sampai ke petani," lanjut dia.

Syaratnya, kata Winarno, mekanisme pendataan harus lengkap. Dari pemilik tanaman, pemilik lahan, penggarap hingga alamat harus tercatat dengan detil.

"Calon lokasi penerima harus jelas, data harus lengkap kalau tidak ingin dimanipulasi lagi," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement