Jumat 31 Jul 2015 17:41 WIB

Menteri Siti: Pengusaha dan Masyarakat Harus Hemat Air

Rep: Sonia Fitri/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya memperhatikan desain produk berbahan baku barang bekas pada peringatan Hari Lingkungan Internasional di Lapangan Indrasari Martapura,Banjarmasin, Selasa (16/6).
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya memperhatikan desain produk berbahan baku barang bekas pada peringatan Hari Lingkungan Internasional di Lapangan Indrasari Martapura,Banjarmasin, Selasa (16/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kedatangan musim kering 2015 mesti dijadikan perhatian agar semua masyarakat dan kalangan pengusaha berhemat air. Hal tersebut merupakan bagian dari langkah emergency respons.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar menerangkan, sikap emergency respons di antaranya menginstruksikan PLN atau perusahaan pengguna air dalam jumlah besar melakukan penghematan.

Di samping itu, perusahaan yang memiliki banyak limbah dikikis agar tak membuang ke sumber air.  Pun hotel-hotel sudah harus mengurangi limbah dan melakukan daur ulang sampah. "Tapi ini tidak bisa itu saja, kita semua harus betul-betul menjaga, langkah ini akan disampaikan kepada Presiden," ujar dia pada Jumat (31/7).

Pada dasarnya, lanjut dia, Kementerian bersama pemerintah telah merancang langkah komprehensif. Ditegaskannya, pemerintah menerima situasi dan mandat bukan tanpa langkah kosong.

Terdapat kondisi yang sangat berat terutama di aspek lingkungan. Terkait kekeringan, prinsip dari pemerintah saat ini adalah menyelamatkan air. Maka, tidak ada pilihan lain selain semua masyarakat kompak menghemat air.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement