Jumat 31 Jul 2015 14:21 WIB

Petani Diminta Jangan Panik Hadapi Kekeringan

Rep: Sonia Fitri/ Red: Satya Festiani
 Petani sedang mengumpulkan padi yang mengalami kekeringan di Kampung Setu, Bekasi Barat, Kamis (30/7).  (Republika/Tahta Aidilla)(Republika/Tahta Aidilla)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Petani sedang mengumpulkan padi yang mengalami kekeringan di Kampung Setu, Bekasi Barat, Kamis (30/7). (Republika/Tahta Aidilla)(Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat petani diminta untuk tidak panik menyikapi musim kering 2015 yang melanda sejumlah wilayah di Tanah Air. Sebab, sejumlah antisipasi oleh pemerintah telah dilakukan sejak jauh-jauh hari. Hasilnya, terjadi penurunan lahan kekeringan dibandingkan tahun sebelumnya.

"Pada periode Januari sampai Juli tahun lalu, Indonesia memiliki wilayah kekeringan sekitar 200 ribu hektare, dan pada tahun ini di periode yang sama, angka tersebut turun menjadi 110 ribu hektare," kata Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman di Sidoarjo, Jawa Timur sebagaimana rilis yang diterima pada Jumat (31/7).

Penurunan tersebut diakuinya sebagai dampak dari pemberian pompa air ke sejumlah wilayah endemik kekeringan. Dengan begitu, permasalahan kekeringan yang terjadi saat ini bisa ditekan sedini mungkin. Selain memberikan mesin pompa air, Kementan juga memberikan bantuan berupa pembangunan saluran air irigasi yang ada di Indonesia.

"Sampai saat ini terdapat sekitar 1,3 juta fisik pembangunan saluran air yang sudah dibangun," ujarnya. Pemerintah juga mengagendakan pembangunan embung 198 ribu dan juga sumur dangkal di daerah endemis seluruh Indonesia. Embung dan sumur akan berguna untuk menampung air di ketika musim hujan tiba, dan akan berguna di musim kemarau.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement