Selasa 28 Jul 2015 07:43 WIB

Citifin Syariah Lirik Bisnis Asuransi Kerugian

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pelayanan Citifin Multifinance Syariah
Foto: citifin
Pelayanan Citifin Multifinance Syariah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Citifin Multi Finance Syariah mulai melirik bisnis asuransi kerugian. Sayangnya, realisasi rencana ini mundur dari target awal.

Direktur Utama Ishak Herdiman mengatakan, pengembangan bisnis ini sempat jadi topik serius di internal mereka. Penjajakan dengan investor dari Sri Lanka pun sudah dilakukan.

Tapi realisasi rencana ini, kata Ishak, bakal tertunda karena ada perubahan rezim dan aturan di Sri Lanka yang berdampak pada calon investor mereka. ''Sudah masuk rencana bisnis 2015 tapi kemungkinan akan mundur,'' kata dia.

Citifin dan investor dari Sri Lanka itu sudah membuat nota kesepahaman. Meski masa kesepakatan dengan investor Sri Lanka ini sudah lewat, Citifin beri masa tenggat.

Jika sampai masa itu rencana ini tidak juga terwujud, Citifin akan mencari mitra lokal strategis lain. ''Kami tidak ingin melanggar kesepakatan. Kami tunggu dulu, kalau tidak terealisasi juga, akan cari perusahaan alternatif lain,'' kata Ishak.

Ishak mengungkapkan, perusahaan asuransi kerugian syariah yang akan dibentuk, otoritas mensyaratkan modal disetor Rp 50 miliar, tapi rencananya mereka akan memulai dengan modal Rp 60 miliar. Citifin pun ingin mereka memegang 55 persen saham.

Pilihan melebarkan bisnis ke asuransi kerugian ini diambil setelah melihat Citifin dan grup banyak menggunakan produk asuransi kerugian dari perusahaan lain. Sementara bisnis Citifin berupa pembiayaan otomotif.

Saat ini premi ke perusahaan asuransi mitra Rp 700-800 juta per tahun. ''Kalau punya sendiri, masuk ke usaha sendiri,'' ungkap Ishak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement