Senin 27 Jul 2015 17:12 WIB

Perumnas: Penjualan Apartemen Masih Lesu

Rep: Sonia Fitri/ Red: Satya Festiani
Pekerja menyelesaikan pembangunan apartemen di Kawasan Pelabuhan Sunda Kelapa Jakarta, Kamis (29/1).(Republika/Prayogi)
Foto: Republika/Prayogi
Pekerja menyelesaikan pembangunan apartemen di Kawasan Pelabuhan Sunda Kelapa Jakarta, Kamis (29/1).(Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Perumnas mengaku belum memperoleh capaian realisasi penjualan yang memuaskan di semester I 2015. Di mana, penjualan baru di kisaran Rp 536 miliar atau hanya 33,5 persen dari target Rp 1,6 triliun sepanjang tahun.

"Lesunya penjualan utamanya terjadi di hunian apartemen, masih lesu," kata Direktur Utama Perumnas Himawan Arief Sugoto pada Senin (27/7). Ia menyebut, penyebab penjualan apartemen yang masih lesu disebabkan daya beli masyarakat yang masih melemah. Atau bisa jadi terjadi penundaan penjualan di momen puasa dan lebaran.

Meski begitu, ia mengaku penjualan hunian bagi masyarakat menengah ke bawah masih bagus. Terlebih sejumlah proyek telah siap jual, meski belum mendapatkan penetapan penjualan dari pemerintah. "Jadi kami masih yakin dengan target yang ada,” tuturnya.

Oleh karena itu, Perumnas belum akan melakukan revisi target capaian mengingat masih ada sejumlah proyek yang siap dipasarkan. Salah satu proyek siap jual adalah rumah susun (rusun) di Kemayoran, Jakarta.

Untuk rusun Kemayoran, ia sebenarnya menyayangkan status rusun yang masih belum ditetapkan antara jual putus atau sebagai rumah susun sewa. Perusahaan pun masih akan menunggu hasil keputusan pemangku kebijakan untuk kemudian hunian dilepas ke pasaran.

Seperti diketahui, proyek rusun Bandar Kemayoran terdiri dari dua tower dengan jumlah hunian sebanyak 576 unit. Rencananya, rusun tersebut digunakan untuk merelokasi sekitar 1.800 warga Kebon Kosong.

Direktur Perumnas Herry Irwanto menjelaskan nantinya penetapan status penjualan rusun Bandar Kemayoran tersebut dilakukan oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. “Sebenarnya kalau bisa dijual umum, maka bisa terjual dengan cepat. Tapi kami selaku Perum masih menunggu keputusan para stakeholder,” tuturnya.

Selanjutnya, Herry menerangkan, Perumnas akan melanjutkan ekspansi untuk penambahan landbank. Baru-baru ini, misalnya, perusahaan melakukan penambahan lahan di Palembang dan Makassar seluas 200 hektare dengan menghabiskan dana Rp 260 miliar.

"Rinciannya, di Palembang 100 hektare dengan nilai akuisisinya sekitar Rp 100 miliar dan yang di Makassar nilainya di kisaran Rp 160 miliar,” tuturnya. Ia pun menargetkan perusahaan akan melakukan penambahan cadangan lahan hingga 366 hektare dari total landbank saat ini 2.100 hektare yang tersebar di berbagai daerah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement