REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang terjadi sejak tahun lalu masih dalam batas wajar dan bisa diantisipasi Bank Indonesia.
"Naik turunnya rupiah selama masih dalam batas wajar, saya pikir tidak akan menjadi masalah yang besar," katanya di Jakarta, Kamis (23/7).
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis pagi, bergerak melemah sebesar 19 poin menjadi Rp 13.389 per dolar AS dibandingkan dengan posisi sebelumnya Rp 13.370 per dolar AS.
Sofyan memastikan Bank Indonesia terus melakukan pengawasan secara mendetail terhadap pergerakan nilai tukar rupiah yang bertahan pada level Rp 13ribuan per dolar AS dan situasi saat ini masih belum dalam kondisi mengkhawatirkan.
Dia mengatakan, rupiah memang cenderung undervalued akibat terus-terusan melemah terhadap dolar AS, apalagi pergerakan mata uang dunia saat ini sedang terpengaruh oleh penguatan dolar AS akibat membaiknya perekonomian Amerika Serikat.
"Meskipun banyak yang mengatakan nilai rupiah undervalued, ini terjadi karena banyak faktor ketidakpastian, misalnya Yunani ternyata belum tuntas juga dan kondisi ekonomi di AS ikut memengaruhi pergerakan mata uang dunia," katanya.
Sofyan memastikan pemerintah ikut membantu Bank Indonesia dalam memantau pergerakan rupiah dalam batas yang acceptable dengan memperbaiki kinerja neraca transaksi berjalan agar fundamental ekonomi tetap terjaga.