REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Musi Palembang, mengatur pendistribusian air terkait dengan musim kemarau yang terjadi sejak dua bulan terakhir. Direktur Operasional PDAM Tirta Musi, Andy Wijaya di Palembang, Kamis, mengatakan pengaturan ini agar semua pelanggan tetap terlayani meski terjadi penurunan kapasitas terpasang akibat permukaan air Sungai Musi yang turun hingga tiga meter.
"Hingga kini, satu-satunya sumber air baku PDAM berasal dari Sungai Musi. Jadi dengan penurunan volume air sungai memaksa perusahaan mengatur pendistribusian ke pelanggan dengan tidak bisa lagi secara 24 jam seperti pelayanan yang diberikan di beberapa titik," kata Andy.
Ia mengemukakan, akibat penurunan permukaan air sungai tersebut kapasitas produksi air PDAM Tirta Musi menurun cukup tajam dari 900 liter per detik per hari menjadi 500 liter per detik per hari. Akibatnya, beberapa unit pelayanan di KM 5, Alang Lebar dan Sako mengalami gangguan karena terpaksa dilakukan penggiliran distribusi.
"Untuk itu, PDAM mengimbau masyarakat untuk berhemat dalam menggunakan air. Jika ada tempat penyimpanan maka sebaiknya disimpan untuk stok," kata dia.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Palembang M Sapri Nungcik mengatakan pemerintah kota telah merencanakan pembangunan waduk seluas 100 hektare untuk menjaga ketersediaan air baku PDAM Tirta Musi, serta menjadi penampung air di saat musim hujan (mencegah banjir). Pemkot Palembang telah menuangkan rencana pembangunan waduk ini dalam kebijakan dan strategi pengembangan sistem penyediaan air minum (jakstrada). Dalam Jakstrada yang sudah diperkuat dalam Perwali Nomor 8 tahun 2015 ini dinyatakan bahwa seluruh masyarakat harus mengakses air minum pada 2023.
"Perencanaan sudah disusun sedemikian matang, pemerintah sangat mengharapkan peran berbagai pihak dari masyarakat (penyediaan lahan, red) hingga kalangan swasta agar proyek ini terealisasi," kata dia.