REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Selandia Baru menurunkan suku bunga acuan lagi untuk bulan kedua berturut-turut, Kamis (23/7) karena "pelemahan" prospek ekonomi dan inflasi yang rendah. Bank sentral memangkas suku bunga acuan Cash Official Rate (OCR) 0,25 persentase poin menjadi 3,0 persen, sesuai perkiraan setelah penurunan serupa pada Juni, pelonggaran kebijakan moneter pertama di Selandia Baru selama empat tahun terakhir.
Gubernur Reserve Bank Graeme Wheeler memperingatkan kemungkinan pemotongan suku bunga lebih lanjut, dengan beberapa analis memprediksi OCR akan jatuh menjadi 2,5 persen pada akhir tahun ini. "Penurunan OCR dimungkinkan karena pelemahan dalam prospek ekonomi dan inflasi yang rendah," kata Wheeler.
Menjelaskan keputusannya, Wheeler mengatakan ekonomi tumbuh pada tingkat sekitar 2,5 persen tetapi diperkirakan akan melambat. Dia mengatakan harga ekspor susu, yang mencapai sekitar sepertiga dari ekspor Selandia dunia, telah merosot tajam. Data yang dirilis pekan lalu menunjukkan inflasi tahunan berada di 0,3 persen, jauh di bawah target bank 1,0-3,0 persen.