REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Larangan truk dengan lebih dari dua sumbu untuk melintasi jalur mudik, sejak H-5 Lebaran (12/7) hingga H+3 Lebaran (20/7) mengakibatkan penurunan konsumsi solar cukup signifikan. Larangan tersebut merupakan kebijakan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan guna memperlancar arus mudik dan arus balik Lebaran 1436 H.
Direktur Pemasaran PT Pertamina (Persero) Ahmad Bambang menuturkan, normalnya, konsumsi harian solar mencapai 35.000 kiloliter (KL). Konsumsi solar sempat naik di atas normal ketika masuk bulan puasa hingga puncaknya H-10 Lebaran mencapai 47.632 KL.
"(Konsumsi) Kemudian terus turun dan mulai H-4 sudah di bawah normal karena kendaraan berat dilarang operasi dan industri libur," kata Ahmad, Senin (20/7).
Bahkan, lanjut dia, dua hari terakhir ini konsumsi solar hanya mencapai 11.000 KL sampai 11.500 KL. Ahmad memprediksikan konsumsi solar hari ini tidak akan jauh berbeda dari kemarin. "(Konsumsi) Baru akan naik lagi diperkirakan H+7," ujar Ahmad.
Adapun konsumsi Premium mengalami peningkatan mulai H-7. Normalnya, konsumsi harian Premium mencapai 83.000 KL. Konsumsi Premium sempat turun dan kembali melonjak pada H-3 hingga puncaknya H-1 mencapai 107.336 KL.
Ahmad menambahkan, konsumsi Premium pada H+1 masih sedikit di atas normal mencapai 84.854 KL. Sedangkan pada H+2 kemarin, konsumsi Premium turun tajam lagi menjadi hanya 64.000 KL.
"Ini karena stok SPBU sudah dipenuhi pada hari Sabtu (18/7)," jelas Ahmad.
Sementara itu, konsumsi normal harian Pertamax sebesar 8.000 KL. Pada H-7 Lebaran, konsumsi Pertamax naik di atas normal, kemudian turun lagi ke arah normal, dan melonjak tajam mulai H-3 hingga puncaknya H-1 mencapai 11.640 KL.
"Kemudian turun tajam pada hari H dan masih sedikit di atas normal pada H+1 sebesar 8.500 KL, dan turun tajam pada H+2 menjadi 6.300 KL," lanjut Ahmad.