REPUBLIKA.CO.ID, SUMEDANG -– Pemerintah menargetkan Indonesia swasembada pangan, khususnya kedelai, pada tahun 2017. Beberapa akademisi beranggapan, swasembada kedelai mungkin berhasil selama pemerintah serius.
Swasembada kedelai yang digadang pemerintahan Joko Widodo bukan hal yang baru. Sebelumnya, Indonesia juga pernah mencanangkan swasembada kedelai pada 2014 lalu.
Namun, swasembada kedelai tahun lalu dianggap tidak berhasil mencapai target pertumbuhan sebesar 20,05 persen per tahun. Target swasembada kedelai tahun lalu tersebut meleset hingga 2,70 ton.
Dr Ir Sumadi MS akademisi Fakultas Pertanian Unpad mengungkapkan, banyak faktor yang menjadi alasan tidak tercapainya swasembada kedelai. Dia mencontohakan, hal itu dari masalah sarana prasarana hingga harga jual kedelai yang dianggap tidak banyak menguntungkan.
“Banyak yang mungkin membuat swasembada kedelai tahun lalu tidak tercapai. Pertama, sarana prasarana belum tercapai. Lalu kedelai juga berebut dengan komoditi lain yang jauh lebih menguntungkan. Petani juga mencari yang paling menguntungkan,” ujar Sumadi baru-baru ini.
Selain itu, menurut Sumadi, kedelai juga merupakan tumbuhan yang kurang ekonomis. Kedelai dinilai kurang menguntungkan karena memiliki banyak sekali kendala hama yang menyebabkan biaya budidayanya jadi tinggi.mj05