Ahad 05 Jul 2015 14:25 WIB

Ini Cara Pemerintah Antisipasi Ancaman Kekeringan di Berbagai Daerah

Rep: Sonia Fitri/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Salah satu kawasan yang dilanda kekeringan (ilustrasi).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang/ca
Salah satu kawasan yang dilanda kekeringan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah mengaku telah melakukan langkah antisipasi sejak Januari 2015, menghadapi kedatangan El Nino dan ancaman gagal panen akibat kekeringan lahan pertanian.

"Ada revisi anggaran Rp 880 miliar, salah satunya dialokasikan untuk membeli pompa air 20 ribu unit, dikirim ke daerah," kata Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman pada Sabtu (4/7).

Berdasarkan data Kementerian Pertanian (Kementan), areal wilayah endemis kekeringan se-Indonesia mencapai 200 ribu hektar setiap tahun. Selain menyalurkan pompa, antisipasi kekeringan dilakukan dengan membangun irigasi tersier seluas satu juta hektare.  

Dalam sepekan terakhir, Mentan telah melakukan  pengecekan sekaligus pengalokasian pompa ke wilayah kekeringan di Jawa Tengah, Demak, Pati dan Grobogan. Di Bojonegoro juga terancam kekeringan 10 ribu hektare dan telah diberi bantuan 300 unit pompa.  

Perjalanan diteruskan ke wilayah Jawa Barat, yakni Cirebon dan Indramayu. Untuk Cirebon, kata dia, terdapat lahan terancam kekeringan seluas 11 ribu hektare. Solusi yang dilakukan yakni pemasangan dua unit pompa berukuran besar besar seharga Rp 150 juta. Sementara untuk kekeringan Indramayu telah dilakukan normalisasi irigasi.

"Kemarin malam kita pulang dari NTT, di sana ada kekeringan 1.500 hektar meliputi delapan desa," ujarnya. Kemudian, dilakukanlah solusi permanen yakni membuka sumur air dangkal dengan kedalaman 2-3 meter.

Hasilnya, lahan  tersebut telah bisa ditanami jagung. Ke depan, akan dilakukan pembukaan seribu sumur dangkal di mana satu sumut akan melayani pengairan 10-15 hektar lahan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement