Jumat 03 Jul 2015 07:14 WIB

Kok Pengendalian Harga Seperti Pemadam Kebakaran

Rep: sonia fitri/ Red: Taufik Rachman
Operasi Pasar Ramadhan 2015: Petugas Bulog melayani pembeli saat menggelar Operasi Pasar Bulog 2015 di kawasan Pasar Benhil, Jakarta, Jumat (26/6).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Operasi Pasar Ramadhan 2015: Petugas Bulog melayani pembeli saat menggelar Operasi Pasar Bulog 2015 di kawasan Pasar Benhil, Jakarta, Jumat (26/6).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pemerintah dinilai berperilaku serupa pemadam kebakaran dalam melakukan upaya pengendalian harga.

"Itu ad hoc, operasi pasar itu sistemik, seperti pemadam kebakaran," kata Direktur Institute for Development of Economic and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati ditemui pada Kamis malam (2/7).

Penyebab harga pasar berfluktuasi, kata dia, yakni adanya dominasi kepemilikan stok. Dominasi tersebut berkekuatan sangat dashyat makanya disebut mafia. Oleh karena itu operasi pasar bisa mengembalikan ketidaksehatan struktur pasar.

Ketika yang dilakukan pemerintah hanya sporadis dan ad hoc, menggunakan anggaran yang khusus pula, memang akan memengaruhi harga pasar. Tapi sifatnya sementara bahkan cenderung singkat. Sama sekali tidak akan bisa mengejar kekuatan mafia.  

Enny pun mendesak agar dilakukan koordinasi yang sungguh-sungguh antar pemerintah dan lembaga, serta berhenti menggunakan single instrument.

"Kemarin pemerintah telah mengeluarkan perpres soal harga acuan sebagai amanat UU perdagangan, itu belum cukup karena harus juga membuat turunan aturan dari UU pangan," tuturnya.

Di samping itu, pengendalian harga akan efektif ketika pemerintah memiliki buffer stock alias cadangan pangan penyangga.  Bukan dengan mengalokasikan dana khusus emergensi sekitar Rp 20 triliun menghadapi el nino.

Justru yang dibutuhkan saat ini adalah langkah antisipasi. Di mana ketika ada atau tidak serangan el nino,  pemerintah sudah siap dengan cadangan penyangga sehingga ruang gerak mafia pangan tertutup.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement