Senin 29 Jun 2015 13:42 WIB

Mendag akan Pangkas Rantai Pasokan

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Satya Festiani
Menteri Perdagangan Rachmat Gobel.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Menteri Perdagangan Rachmat Gobel.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan Rachmat Gobel akan mengurangi supply chain atau rantai pasokan kebutuhan barang pokok, agar masyarakat bisa mendapatkan harga yang wajar terutama untuk memenuhi kebutuhan saat ramadan dan lebaran. Salah satu upaya untuk memotong supply chain tersebut yakni melalui program pasar murah.

"Sebetulnya ke depan yang harus kita lakukan yakni meningkatkan produksi dan memotong supply chain," ujar Rachmat di Jakarta, Senin (29/6).

Menurut Rachmat, dengan adanya pasar murah sudah cukup signifikan untuk memotong supply chain bahan pokok di masyarakat. Besarnya harga yang turun tidak bisa dipukul rata karena tergantung dengan daerah dan komoditasnya. Hal serupa juga berlaku bagi produk daging sapi.

Rachmat mengatakan, perbedaan harga daging sapi di sejumlah daerah diakibatkan oleh adanya supply chain yang panjang. Menurutnya, di dalam supply chain ada oknum-oknum atau spekulan-spekulan yang mengambil kesempatan sehingga harga yang sampai di masyarakat menjadi mahal. Sehingga, pemerintah perlu melakukan evaluasi terhadap permasalahan supply chin yang selama ini terjadi.

"Oleh karena itu, yang harus kita lakukan adalah mengembangkan sentra produksi agar bisa memotong supply chain tersebut dan supaya bisa lebih efisien," kata Rachmat.

Rachmat menjelaskan, upaya lain yang dilakukan untuk memotong supply chain yakni dengan mendorong agar produk industri maupun pertanian bisa dibuat di dalam negeri karena pangsa pasarnya besar. Menurutnya, selama ini produk impor memang cenderung lebih murah ketimbang produk dalam negeri. Oleh karena itu, pemerintah punya perhatian untuk melakukan harmonisasi regulasi dan harmonisasi tarif agar bisa mengembalikan stigma bahwa buatan dalam negeri lebih murah ketimbang impor dan mampu bersaing.

 

"Kita punya concern bagaimana bisa membuat ponsel yang murah sebagaimana ponsel yang dibuat oleh Cina, tentunya ini kita pelajari dan akan di harmonisasi antar kementerian," ujar Rachmat.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement