REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo) merevisi target omzet 2015 menjadi Rp 165 triliun, dari target awal sebesar Rp 184 triliun. Hal ini dilakukan akibat kondisi perlambatan ekonomi Indonesia dan turunnya daya beli masyarakat.
Ketua Umum Aprindo Roy Nicholas Mendey mengatakan, pertumbuhan ekonomi kuartal I/2015 yang mengalami penurunan dari 5,8 persen menjadi 4,7 persen membuat Aprindo harus menurunkan target pendapatan. Biasanya, pendapatan retail year on year bisa meningkat antara 13 persen sampai 15 persen. Namun, menurut Roy, dengan kondisi perekonomian yang menurun maka pendapatan bisa sampai 10 persen di akhir tahun saja sudah cukup bagus.
"Dengan kejadian kuartal I kemarin memang betul-betul membuat retail down sekali," ujar Roy di Jakarta, Ahad (28/6).
Roy berharap, pada kuartal II/2015 pertumbuhan ekonomi bisa membaik sehingga omzet retail dapat menjadi lebih baik. Dia optimistis, bahwa pemerintah sudah mulai belanja dan berbagai proyek pembangunan sudah mulai berjalan. Apalagi, ekonomi Indonesia ditopang oleh konsumsi masyarakat. Roy berharap, jika konsumsi masyarakat mulai membaik maka akan berdampak positif bagi pengusaha retail.