REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Harga minyak kemarin ditutup melemah karena para investsor menunggu hasil pembicaraan nuklir Iran. Pembicaraan tersebut dinilai dapat berpengaruh untuk meningkatkan ekspor minyak mentah Iran saat persediaan minyak menumpuk.
“Jumlah minyak yang signifikan yang tidak dibutuhkan akan mengalir di pasar global dalam waktu yang relatif singkat,” kata Dominick Chirichella dai Institut Manajemen Energi, seperti yang dilansir oleh thepeninsulaqatar yang dikutip dari Reuters, Sabtu (27/6).
Ia menyatakan, hal tersebut terjadi karena Iran mempunyai voleme penyimpanan minyak yang besar. Sehingga menurutnya keadaan tersebut cenderung memberikan pukulan terhadap pergerakan pasar.
Analis dan pedagang mengatakan pasar sedang ditekan oleh campuran faktor bearish atau penurunan. Tidak menutup kemungkinan termasuk juga Iran mungkin mencapai kesepakatan dengan negara-negara barat untuk mengakhiri sanksi ekonomi.
Jika hal tersebut terjadi, para analis berpendapat kondisi tersebut memicu mulainya kembali ekspor minyak mentah Iran. Sehingga dampak yang terjadi akan memperburuk peningkatan pasokan global.
Selain itu faktor keadaan Yunani juga mempengaruhi pergerakan minyak mentah dunia. Banyak yang terus mengawasi negosiasi untuk mencoba mencegah default utang Yunani dan menghindari keluarnya negara tersebut dari euro.
Minyak mentah Agustus turun 50 sen pada level 62,70 dolar AS per barel setelah mengakhiri sesi sebelumnya turun 29 sen. Minyak mentah AS turun 70 sen pada level 59 dolar AS per barel setelah menyelesaikan penurunan 57 sen pada Kamis lalu.