Jumat 26 Jun 2015 21:51 WIB

2011-2014, Indonesia Serap 80 Persen Pembiayaan IDB

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Djibril Muhammad
Islamic Development Bank (IDB).
Foto: Alarabiya.net
Islamic Development Bank (IDB).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam implementasi Strategi Kemitraan Negara Anggota Bank Pembangunan Islam (MCPS IDB) 2011-2014, Indonesia menyerap 80 persen dari alokasi pembiayaan yang disediakan IDB Group sebesar 2,5 miliar dolar AS.

Direktur Pendanaan Luar Negeri Multilateral Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional R.M Dewo Broto Joko P mengatakan, sejak menjadi pendiri dan anggota pada 1974 hingga akhir masa MCPS pertana 2011-2014, sudah 4,5 miliar dolar AS fasilitas pembiayaan yang dimanfaatkan baik Pemerintah Indonesia maupun swasta. Pada 2011-2014 IDB Group mengalokasikan 2,5 miliar dolar AS dan yang diserap sebesar 1,9 miliar dolar AS.

"Terpakai sekitar 80 persen. Sesuai kebutuhan saja," kata Dewo usai rapat persiapan MCPS ke dua IDB dengan Kementerian PPN di Kantor Bappenas, Jumat (26/6).

Direktur Country Programs Departmen IDB HQ Jeddah Mohammad Jamal Alsaati menyampaikan, pencapaian 80 persen itu bersifat indikatif saja. "Penggunaan dana biasa berkembang sesuai waktu," kata dia.

Sepekan berada di Jakarta, kata Alsaati, delegasi IDB Group dari Jeddah menggelar pertemuan sangat intensif dengan semua pemangku kepentingan.

Dengan pemerintah baru dan adanya Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, kerja sama IDB Group dan Indonesia dilanjutkan dan sudah dirumuskan dalam rencana MCPS 2015-2019. "MCPS ke dua ini sangat sejalan dengan prioritas Pemerintah Indonesia dan dengan visi IDB 2020," kata Alsaati.

Melalui program 'Life and Livelyhood Program' dari Bill Gates Foundation, IDB Group menerima hibah 500 juta dolar AS untuk lima tahun ke depan. Denga hibah ini IDB Group bisa memberi pembiayaan tanpa biaya dana hingga dua miliar dolar AS kepada anggotanya.

Namun, pembiayaan ini hanya untuk penanganan penyakit seperti ebola dan HIV/AIDS, pertanian dan infrastruktur desa. "Program ini akan kami pada 2016. Indonesia satu dari lima negara anggota kategori pendapatan menengah yang bisa memanfaatkan itu," ungkap Alsaati.

Sumber dana lain seperti sukuk juga bisa dikembangkan, terutama yang berbasis proyek. Apalagi, IDB Group mendapat peringkat AAA dari Fitch.

Alsaati berharap, dalam sidang tahunan ke 41 pada 2016 mendatang yang akan dilaksanakan di Indonesia, IDB Group dan Indonesia sudah mulai memiliki program kerja sama yang dilakukan. "IDB akan responsif dan inovatif. Kami sangat senang berkerja sama dengan negara sebesar Indonesia," kata dia.

Dalam milad ke 40 tahun lalu, IDB berkonsultasi dengan semua anggota untuk mengevaluasi bersama untuk 10 tahun ke depan yang fokus antara lain pada infrastruktur, keuangan syariah dan perdagangan.

Kantor Perwakilan (CGO) IDB di Jakarta juga akan sangat membantu persiapan, eksekusi hingga evaluasi MCPS karena dekat dengan penentu kebijakan dan para pemangku kepentingan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement